Alya menjadi satu dari 14 perenang proyeksi SEA Games 2017 yang mengikuti latihan di Kolam Renang Pertamina Simprug, Jakarta, pada Kamis (8/6/2017). Dia menjalani latihan dari mulai teknik, game, hingga pendinginan.
Memasuki bulan ramadan, pelatihnya Zoran Kontic memang tidak mengubah program latihan. Dalam sehari mereka tetap latihan dua kali, pagi dan sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan ketika puasa saat latihan, paling haus sih karena kering dan panas. Cuma karena menjalaninya ikhlas jadi suka tidak terasa. Justru kalau tidak puasa malah merasa (tidak enak), kan harus seimbang, antara dunia dan akhirat biar sama," kata Alya.
Diakui atlet asal DKI Jakarta ini sebenarnya pelatih menganjurkan untuk tidak berpuasa karena porsi latihan sudah semakin berat. Tapi selama bisa mengatur kebutuhan masing-masing tidak akan jadi masalah.
"Pelatih melihat kondisi fisik kami karena ini kan masa persiapan, jadi lebih disarankan untuk tidak berpuasa. Dari awal pun pelatih sudah bilang kalau program latihan tidak ada yang diturunkan intensitasnya, maka lebih baik tidak puasa. Hanya kami yang masih mau, mumpung ramadan cuma satu bulan dalam satu tahun, makanya sayang (kalau ditinggalkan). Jadi asal kami bisa mengatur sendiri ya tidak apa-apa," katanya.
Gadis kelahiran 26 Mei 1997 mengakui selama hampir dua pekan berpuasa, dirinya pernah sesekali batal karena tidak sengaja minum air kolam.
Selebihnya dia lebih berhati-hati dalam latihan. Termasuk menjaga tuubuh agar tidak lekas drop.
"Seperti sahur yang pasti minum suplemen dan air putih banyak. Minimal selama satu hari ini harus ada cairan di dalam tubuh. Kalau tidak bisa jadi dehidrasi."
Sementara untuk mengembalikan kondisi tubuh lebih banyak istirahat selepas latihan. "Bangun solat zuhur, tidur lagi. Bangun lagi jelang latihan sore. Jadi sudah tidak terasa sudah sore jam 16.30 sudah di ruang gym dan lalu latihan di kolam sampai sore," tuntasnya. (mcy/din)