Nama Jupe, demikian ia biasa disapa, pada awalnya melambung lewat aksi-aksi di dunia hiburan. Dia besar lewat bidang modeling, tarik suara, presenter, sampai seni peran.
Pada prosesnya Jupe juga eksis di dunia olahraga, khususnya sepakbola. Bukan cuma karena pernah jadi presenter acara Indonesia Super League (ISL) -- yang pada satu waktu merupakan kompetisi pentas teratas persepakbolaan Indonesia, atau terlibat asmara dengan Gaston Castano, pesepakbola asal Argentina yang pernah merumput di Indonesia. Lebih dari itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dapat ditelusuri bahwa medio November 2009, Jupe membangun sebuah Sekolah Sepakbola (SSB) yang dikelolanya bersama Gaston. Meskipun ada suara-suara miring, Jupe saat itu maju terus. Toh niatnya membangun SSB adalah untuk mendidik anak-anak agar bisa bermain sepakbola dengan benar.
Setahun kemudian, medio April 2010, Jupe memperlihatkan eksistensinya lagi di dunia sepakbola ketika menyambangi kota Pacitan. Di sana ia membuka sebuah laga antarklub lokal, juga menuturkan harapannya agar sepakbola lokal terus berkembang.
"Saya lihat sepakbola di Pacitan itu berpotensi. Semoga saya bisa memajukan sepakbola Pacitan," kata Jupe saat berada di Stadion Citra Mandiri, Kikil, Pacitan, ketika itu seperti dilansir detikcom.
Kedekatannya dengan sepakbola ini bahkan membuat klub Persipura Jayapura sempat mendedikasikan kemenangan di laga Liga 1 bulan April lalu untuk Jupe. Itu dilakukan demi memberi semangat buat Jupe yang sedang menjalani pengobatan.
Jupe juga punya tempat tersendiri di dunia tinju. Pada tahun 2011 lalu, misalnya, ketika Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PB Pertina) menunjuknya jadi manajer tim Indonesia Garuda yang akan tampil di ajang President Cup XXI.
Kegemarannya dengan dunia olahraga itu pula yang boleh jadi membuat Jupe mampu tampil dengan kegigihan luar biasa dalam menghadapi penyakit kanker serviks selama beberapa tahun terakhir, sampai akhirnya ajal menjemput. Selamat jalan, Julia Perez.
(krs/mrp)