Tuan rumah SEA Games 2017 Kuala Lumpur membuat regulasi yang menggelikan. Mereka memberlakukan pembatasan nomor pertandingan untuk tim tamu. Negara-negara tamu dibatasi hanya mengikuti sembilan dari 16 nomor yang dipertandingkan. Itupun ditentukan di nomor kyorugi (tanding) maksimal tiga putra dan tiga putri sedangkan dari poomsae (seni) hanya boleh mengikuti tiga nomor.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PT TI, Rahmi Kurnia, mengatakan pembatasan nomor di Malaysia itu memang tak seperti yang sudah-sudah. Sebab, tuan rumah masih memiliki kelonggaran untuk turun penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk taekwondo pembatasan nomor bagi negara peserta sudah wajar, karena ada misi pemerataan, bahkan di level dunia. Gampangnya agar juara umumnya bukan lagi-lagi Korea. Di SEA Games pun wajar, tapi kali ini yang tidak wajar Malaysia bisa mengikuti semua nomor," kata Rahmi dalam perbincangan dengan detikSport, Senin (10/7/2017).
Namun regulasi sudah disahkan. Negara peserta pada SEA Games 19-30 Agustus 2017 harus patuh.
Rahmi menganggap aturan itu sebagai tantangan. Dia menyadari PB TI dituntut untuk lebih jeli membaca kekuatan lawan dan timnya sendiri.
"Kami akan memanfaatkan kuota maksimal yang diberikan buat negara peserta di samping tuan rumah, yakni sembilan nomor. Saya tidak mau menyebutkan siapa-siapa yang akan menjadi pendulang emas, karena tidak mau atlet terbebani," tutur Rahmi.
"Selain itu, kami memiliki kuda hitam yang siap bikin kejutan. Kami juga harus tahu kekuatan sendiri dan lawan untuk memenuhi target dua emas itu," timpal pelatih kyorugi, Taufik Krisna.
Sebagai gambaran, dua pemilik emas SEA Games 2015 Mariska Halinda (under 53 kg) dan Reynaldy Atmanegara (54 kg) masih masuk daftar pelatnas. Selain itu, taekwondoin muda Dhean Thania Fazrin meraih perak pada Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku. Taekwondo juga baru saja meraih empat emas dari Kejuaraan Poomsae di Austria.
(fem/krs)











































