Jakarta -
Mutiara Habiba diminta menekuni taekwondo untuk mendongkrak kepercayaan dirinya. Kini, dia sudah jadi salah satu jagoan Indonesia.
Muti, 21 tahun, bergabung dengan pelatnas taekwondo sejak 2013 saat usianya masih dalam kategori junior. Empat tahun berselang, Muti mampu bicara di kancah Asia Tenggara.
Baru-baru ini dia menjadi juara pada dua nomor sekaligus dari 13th Austria Open Taekwondo Poomsae Championship di Wina pada 17-19 Juni. Muti menjadi juara perorangan putri dan beregu putri bersama Defia Rosmaniar dan Ruhil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa sangka, Muti menekuni taekwondo justru untuk mendongkrak kepercayaan dirinya. Selain itu, dia mengaku bukan perempuan perkasa. Malah dia kerap kehabisan napas dalam latihan. Kok bisa?
Berikut fakta-fakta menarik tentang Muti atau lebih sering disapa Habiba oleh rekan-rekan satu pelatnasnya di GOR POPKI Persahabatan Korea dan Indonesia di Cibubur.
1. Mengenal Taekwondo dari Orang Lewat
Foto: Hasan Al Habshy
|
Mutiara Habiba mengenal taekwondo secara tak sengaja. Dia langsung jatuh hati dengan olahraga beladiri dari Korea Itu saat melihat sekelompok orang memakai dobok di pinggir jalan.Waktu itu, Muti masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Kebetulan ayahnya, Supangkat Sudiasmara, terus-menerus meminta agar Muti bergabung dengan salah satu olahraga beladiri. Bukan apa-apa, ayahnya risau dengan Muti yang terlalu minder dan cengeng.
"Waktu kecil aku sering nangis, cenngeng. Sering takut nanya ini itu. Bahkan, untuk bertanya soal hal-hal yang biasa saja nangis dulu," kata Muti, di Jakarta, Senin (10/7/2017).
Dengan kombinasi itu, Muti pun bergabung dengan Dojang (tempat latihan taekwondo) yang ada di dekat dengan rumahnya, di Pedurangan Kidul.
Muti makin jatuh hati dengan taekwondo setelah pelatihnya di dojang (tempat latihan), Teguh Budiyanto, bilang kalau dia memiliki postur yang potensial sebagai atlet.
2. Dari Keluarga Broken Home
Foto: Hasan Al Habshy/detikSport
|
Mutiara Habiba tumbih dari keluarga broken home. Namun, dia tak mau berlarut-larut menganggap dirinya sebagai korban.Muti mengambil sisi positif. Bersama-sama ayahnya, Supangkat Sudiasmara, dia menemukan jalan untuk menekuni taekwondo.
Sejak 2013 Muti tergabung dengan pelatnas taekwondo dan menjadi andalan Indonesia di kancah internasional. Sederet prestasi sudah diraihnya dari ajang internaisonal. Antara lain, runner-up perorangan putri dan beregu putri AUG 2014, juara perorangan putri dan beregu putri pada Korea Open 2015, juara perorangan putri dan beregu putri Austria Open 2017, juara nasional mahasiswa taekwondo 2016.
3. Setia dengan Rambut Pendek
Foto: Hasan Al Habshy/detikSport
|
Mutiara Habiba mempertahankan rambut pendeknya sejak 2014. Dia merasa pas dengan gaya tersebut. Apalagi. saat dia disebut mirip dengan mamanya."Jadi aku makin senang. Sampai saat ini belum kangen berambut panjang lagi," ucap dia.
Rambut pendek itu bukan tanpa sengaja. Muti memotong pendek rambutnya untuk keseragaman dengan Defia Rosmaniar, atlet taekwondo pelatnas lain dalam satu tim poomsae putri. Nah, sejak itu dia keterusan.
4. Serba Korea
Foto: isntagram mutihab
|
Seperti saat harus menjawab duluan mana telur atau ayam, Mutiara Habiba juga tak bisa menyimpulkan lebih dulu ka raha mana jatuh cintanya terhadap Korea atau taekwondo. Faktanya saat ini, dia menekuni taekwondo dan menyukai banyak hal yang berbau Korea. Dari musik, film, makanan, dan gaya berpakaian orang-orang Korea."Saya bersyukur semua nyambung. Bahkan setahun sekali bisa ke Korea he he he," kata Muti.
Bahkan, dia merasa rindu ke Korea jika dalam satu tahun belum sekalipun berkunjung ke sana. Biasanya sih, dalam satu tahun ada training camp atau kejuaraan yang harus diikuti skuat Indonesia di Korea.
"Buat saya, bisa jadi para atlet taekwondoin, ke Korea itu seperti naik haji. Seperti tahun ini rasanya ada yang kurang karena belum ada kejuaraan atau TC di sana," ucap dia.
5. Hobi Fotografi
Foto: instagram mutihab
|
Mutiara Habiba mengisi waktu luang dengan hunting foto. Jika masih memiliki waktu sisa lagi, dia akan senang untuk mengedit dengan gaya-gaya vintage.Namun, Muti justru jarang mengambil foto saat berada di negara-negara lain saat kejuaraan. Dia memilih untuk berfokus turun dalam kompetisi.
Selain itu, dia juga tak menyukai selfie. "Untuk foto yes, untuk selfie no!" kata Muti.
6. Lebih Suka Pacaran Sesama Atlet
Foto: Grandyos Zafna/detikSport
|
Mutiara Habiba tak lagi jomblo. Kekasihnya sesama atlet taekwondo.Pilihan itu bukan tanpa alasan. Muti menilai dengan berpacaran sesama atlet bisa mereduksi bentrok hal-hal kecil.
"Soal ketepatan waktu, kalau dengan yang bukan atlet ngaretnya lama. tapi, dengan sesama atlet kami sudah sama-sama terbiasa dengan disiplin waktu," kata Muti.
Selain itu, obrolan mereka juga lebih nyambung. Kalau sudah kehabisan bahan perbincangan, mereka ngobrol saja soal taekwondo.
7. Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Foto: Hasan Al Habshy/detikSport
|
Mutiara Habiba terdaftar sebagai mahasiswa semester ketujuh Ilmu Komunikasi Universitas Semarang. Dengan tinggal di Jakarta, Muti mengakui sering ketinggalan mata kuliah yang harus dipelajari.Namun, untuk urusan ujian dia tak pernah ketinggalan. Dia terbantu oleh teknologi masa kini.
"Saya ikut ujian online. Jadi tidak masalah," tutur dia.
Mutiara Habiba mengenal taekwondo secara tak sengaja. Dia langsung jatuh hati dengan olahraga beladiri dari Korea Itu saat melihat sekelompok orang memakai dobok di pinggir jalan.
Waktu itu, Muti masih duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Kebetulan ayahnya, Supangkat Sudiasmara, terus-menerus meminta agar Muti bergabung dengan salah satu olahraga beladiri. Bukan apa-apa, ayahnya risau dengan Muti yang terlalu minder dan cengeng.
"Waktu kecil aku sering nangis, cenngeng. Sering takut nanya ini itu. Bahkan, untuk bertanya soal hal-hal yang biasa saja nangis dulu," kata Muti, di Jakarta, Senin (10/7/2017).
Dengan kombinasi itu, Muti pun bergabung dengan Dojang (tempat latihan taekwondo) yang ada di dekat dengan rumahnya, di Pedurangan Kidul.
Muti makin jatuh hati dengan taekwondo setelah pelatihnya di dojang (tempat latihan), Teguh Budiyanto, bilang kalau dia memiliki postur yang potensial sebagai atlet.
Mutiara Habiba tumbih dari keluarga broken home. Namun, dia tak mau berlarut-larut menganggap dirinya sebagai korban.
Muti mengambil sisi positif. Bersama-sama ayahnya, Supangkat Sudiasmara, dia menemukan jalan untuk menekuni taekwondo.
Sejak 2013 Muti tergabung dengan pelatnas taekwondo dan menjadi andalan Indonesia di kancah internasional. Sederet prestasi sudah diraihnya dari ajang internaisonal. Antara lain, runner-up perorangan putri dan beregu putri AUG 2014, juara perorangan putri dan beregu putri pada Korea Open 2015, juara perorangan putri dan beregu putri Austria Open 2017, juara nasional mahasiswa taekwondo 2016.
Mutiara Habiba mempertahankan rambut pendeknya sejak 2014. Dia merasa pas dengan gaya tersebut. Apalagi. saat dia disebut mirip dengan mamanya.
"Jadi aku makin senang. Sampai saat ini belum kangen berambut panjang lagi," ucap dia.
Rambut pendek itu bukan tanpa sengaja. Muti memotong pendek rambutnya untuk keseragaman dengan Defia Rosmaniar, atlet taekwondo pelatnas lain dalam satu tim poomsae putri. Nah, sejak itu dia keterusan.
Seperti saat harus menjawab duluan mana telur atau ayam, Mutiara Habiba juga tak bisa menyimpulkan lebih dulu ka raha mana jatuh cintanya terhadap Korea atau taekwondo. Faktanya saat ini, dia menekuni taekwondo dan menyukai banyak hal yang berbau Korea. Dari musik, film, makanan, dan gaya berpakaian orang-orang Korea.
"Saya bersyukur semua nyambung. Bahkan setahun sekali bisa ke Korea he he he," kata Muti.
Bahkan, dia merasa rindu ke Korea jika dalam satu tahun belum sekalipun berkunjung ke sana. Biasanya sih, dalam satu tahun ada training camp atau kejuaraan yang harus diikuti skuat Indonesia di Korea.
"Buat saya, bisa jadi para atlet taekwondoin, ke Korea itu seperti naik haji. Seperti tahun ini rasanya ada yang kurang karena belum ada kejuaraan atau TC di sana," ucap dia.
Mutiara Habiba mengisi waktu luang dengan hunting foto. Jika masih memiliki waktu sisa lagi, dia akan senang untuk mengedit dengan gaya-gaya vintage.
Namun, Muti justru jarang mengambil foto saat berada di negara-negara lain saat kejuaraan. Dia memilih untuk berfokus turun dalam kompetisi.
Selain itu, dia juga tak menyukai selfie. "Untuk foto yes, untuk selfie no!" kata Muti.
Mutiara Habiba tak lagi jomblo. Kekasihnya sesama atlet taekwondo.
Pilihan itu bukan tanpa alasan. Muti menilai dengan berpacaran sesama atlet bisa mereduksi bentrok hal-hal kecil.
"Soal ketepatan waktu, kalau dengan yang bukan atlet ngaretnya lama. tapi, dengan sesama atlet kami sudah sama-sama terbiasa dengan disiplin waktu," kata Muti.
Selain itu, obrolan mereka juga lebih nyambung. Kalau sudah kehabisan bahan perbincangan, mereka ngobrol saja soal taekwondo.
Mutiara Habiba terdaftar sebagai mahasiswa semester ketujuh Ilmu Komunikasi Universitas Semarang. Dengan tinggal di Jakarta, Muti mengakui sering ketinggalan mata kuliah yang harus dipelajari.
Namun, untuk urusan ujian dia tak pernah ketinggalan. Dia terbantu oleh teknologi masa kini.
"Saya ikut ujian online. Jadi tidak masalah," tutur dia.
(fem/krs)