Rifda Irfanaluthfi Kini Raih Emas, Dulu Dianggap Kurang Gizi

SEA Games 2017

Rifda Irfanaluthfi Kini Raih Emas, Dulu Dianggap Kurang Gizi

Rifqi Ardita Widianto - Sport
Rabu, 23 Agu 2017 16:49 WIB
Foto: Rifqi Ardita
Kuala Lumpur - Rifda Irfanaluthfi bergegas turun dari panggung pengalungan medali SEA Games 2017. Di tepi arena, sang ibu, Yuli S. Andriana, berkaca-kaca menyambutnya. Saat Rifda tiba di pelukannya, tangis Yuli pecah. Tangis ibu dan anak itu membuat beberapa anggota tim Indonesia turut terharu dan mengusap-usap mata.

Di Hall 10 Mitec, Rabu (23/8/2017) siang WIB, Rifda membuat Indonesia Raya berkumandang dan bendera merah putih berkibar di titik tertinggi. Dia meraih emas di cabang senam artistik, nomor balok keseimbangan yang justru bukan nomor unggulannya.

Penantian dan perjuangan bertahun-tahun Yuli terbayar. Itu adalah pertama kalinya putrinya berdiri di podium teratas di ajang besar internasional. Total sudah lima kali Rifda naik podium di SEA Games ini; dia juga meraih satu perak dan tiga perunggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Itu memang udah harapan kita sekali ya. Bahwa memang saya sudah dari dia kecil, sudah memimpikan ada saatnya dia kebanggaan saya bisa menyanyikan Indonesia Raya dan menaikkan bendera merah putih, apalagi ini di bumi Malaysia," ujar Yuli saat ditemui detikSport di tepi lapangan, masih dengan sisa-sisa rasa harunya.

Dengan suara agak bergetar namun tenang, Yuli bercerita bagaimana dia memperkenalkan Rifda ke olahraga. Saat itu Rifda baru kelas satu Sekolah Dasar. Tubuhnya kecil, mungkin terlalu kecil untuk anak-anak seumurannya.

Beberapa orang bilang Rifda mungkin kekurangan gizi. Karena itulah Yuli memasukkannya ke klub renang, dengan harapan bisa membuat nafsu makan sang putri bertambah.

"Kebetulan dia itu karena badannya kecil, suka dibilang sama teman-teman 'Bu, Rifda kurang kalsium kali, kurang gizi'. Memang dia agak susah makan, waktu kecil juga dia maunya ASI aja sampai 2,5 tahun. Jadi dikasih susu juga nangis. Saya kan prihatin sebagai orang tua. Tapi dia sih sehat, cuma badannya, pertumbuhannya kecil," ujar Yuli.

"Akhirnya saya masukin ke renang, dan kebetulan kan saya juga guru atlet di Ragunan. Jadi saya agak banyak ngerti dan banyak nanya-nanya sama atlet juga prosesnya gimana-gimana," imbuhnya.

Beberapa saat berkenalan dengan renang, Rifda ditunjukkan dunia senam dan tertarik. Saat kelas dua SD, dia mulai mantap menekuni senam hingga mulai tampil di ajang-ajang internasional.

Rifda yang Dulu Kerap Dianggap Kurang Gizi Itu...Foto: Wahyu Putro/ANTARA FOTO

Yuli tak kuasa menahan lonjakan emosinya saat melihat sang putri hari ini dikalungi medali emas. Sebab dia merasakan sendiri membonceng Rifda dalam panas dan hujan, mengikat sang putri ke tubuhnya agar tak terjatuh dari kendaraan roda dua yang mereka tunggangi.

Perempuan berjilbab ini juga harus mengambil risiko, bahwa anaknya yang kini 17 tahun itu banyak berpindah sekolah karena terlalu banyak membolos untuk latihan. Tapi Rifda yang dulu dianggap kecil dan kurang gizi itu kini muncul di hadapannya sebagai salah satu anak bangsa terbaik.

"Karena memang saya benar-benar yang menenteng dia, kehujanan. Perjalanan latihan kan naik motor, saya ikat dia. Trus sampai SD itu bolak-balik pindah sekolah. Ya memang itu risiko ya, tapi Alhamdulillah saya bisa mengatasi itu semua," kata Yuli.

"Jadi memang perjalanannya agak berliku, memang agak berat. Tapi saya terdukungnya karena memang anaknya yang luar biasa. Memang anaknya bertalenta, saya kan lihat talentanya dulu, tinggal bagaimana kita memolesnya," ujarnya menambahkan.


Sukses Rifda pun membuat Yuli bangga, perjuangan dan risiko yang dia ambil tak sia-sia. Dia juga membuktikan bahwa prestasi tak melulu diukur dari catatan akademik dan angka-angka di lembar evaluasi belajar.

"Di balik yang terlihat seperti kekurangan itu anak justru bisa punya kelebihan. Jangan dilihat kalau anak gemuk itu sehat. Jadi memang kita harus pinter-pinter mengarahkan anak-anak kita ini mau ditaruh di mana," ungkapnya.

"Saya masih melihat di Indonesia orang tua hanya berkonsep ke akademik saja. Jadi olahraga juga menjanjikan, dan itu bisa menghasilkan rezeki juga, bikin anak sehat juga," kata Yuli.


(raw/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads