Wewey menangis haru saat disambut rekan-rekan dan pelatihnya, usai keluar dari arena pertandingan di Stadium Bukit Kiara, Selasa (29/8/2017) siang. Dia memenangi emas setelah mengalahkan pesilat Vietnam Tran Ti Thiem dengan skor 4-1, di pertandingan kelas B (50-55 kg).
Tangis Wewey pecah setelah mengingat ini emas pertamanya setelah dua edisi sebelumnya gagal. Perjuangannya untuk mendapatkan emas kali ini pun tak ringan, karena harus pindah kelas dan menjalani diet untuk menurunkan berat badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena akhirnya setelah tiga kali ikut SEA Games, berarti enam tahun berlatih, saya tembus juga memberikan medali emas untuk Indonesia. Saya sangat terharu, bangga, dan bahagia sekali," ujar Wewey.
"Jujur saja nomor ini pertama kali saya ikuti, di kelas B. Sebelumnya saya main di kelas C. Dan luar biasa perjuangannya untuk menurunkan berat badan dan segala macam. Akhirnya saya diberikan kesempatan mendapatkan medali emas," tambahnya.
Pesilat 24 tahun ini mengaku 'terpaksa' harus pindah kelas karena kelas yang biasa diikuti, yakni kelas C (55-60 kg) tak dipertandingkan. Namun pada akhirnya, justru di kelas yang bukan andalannya itu medali emas bisa diraih, di mana di kelas C selalu mentok di perak.
"Sebenarnya bukan keinginan saya. Karena memang di SEA Games, kelas C tidak dipertandingkan. Dan juga mungkin pengurus dan pelatih masih percaya dengan saya mewakili Indonesia, jadi saya diupayakan untuk turun di kelas B agar bisa tampil di SEA Games ini," ucapnya.
Wewey Wita memeluk pelatihnya usai memastikan medali emas (Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO) |
"Tapi ya saya sangat berterima kasih kepada pelatih, karena diberi kesempatan, walaupun turun ke kelas B, akhirnya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," kata Wewey menambahkan.
Tak terhitung berapa kilometer dan berapa banyak latihan skipping yang dijalani Wewey untuk menurunkan berat badan. Dia pun sempat merasa cukup frustrasi, hingga akhirnya pemusatan latihan di China memudahkan usahanya.
"Awalnya iya sempat frustrasi. Beberapa bulan sebelumnya, karena berat saya belum stabil di kelas B, memang agak-agak mengganggu karena berat belum masuk dan latihan pun lagi ekstra keras, trus asupan kurang. Memang sempat down, sempat drop," sambung Wewey.
"Tapi setelah latihan satu bulan di China itu, Alhamdulillah, berat badan mulai masuk dan setiap latihan udah mulai bisa menyesuaikan. Di situ sampai sekarang mulai nyaman."
"Memang cukup susah ya nurunin berat badan. Banyak banget rintangannya. Dari faktor makan, harus nahan makan sementara latihan nambah, dan sempet susah juga nurunin beratnya. Susahnya di sekilo terakhir. Tapi kemarin kan pelatnas pencak silat kita latihan di China. Di China itu kebetulan lagi panas, 40 derajat celcius. Jadi menguntungkan buat saya," tandasnya.
Hasil positif ini setidaknya bisa jadi bekal bagus Wewey menuju Asian Games 2018 mendatang di Jakarta dan Palembang.
"Pastinya. Ini adalah batu loncatan saya untuk berhasil di Asian Games," kata Wewey.
(raw/krs)












































Wewey Wita memeluk pelatihnya usai memastikan medali emas (Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO)