Malaysia berlari sendirian dalam persaingan di papan klasemen. Thailand baru mengumpulkan 60 emas dan Vietnam yang ada di urutan ketiga mengoleksi 54 medali emas. Dalam dua hari ini SEA Games tinggal memperebutkan 67 medali emas.
Hasil itu melonjak cukup tinggi ketimbang dua tahun lalu di SEA Games Singapura. Waktu itu, Malaysia hanya finis keempat dengan perolehan 62 emas, tepat di atas Indonesia yang ada di peringkat kelima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Hampir semua atlet berada di bawah program Kemenpora, Kita Juara, yang saya rasa merupakan program yang luar biasa. Dan, saya sebagai Komite Olimpiade Malaysia merekomendasikan agar program ini dijalankan setiap SEA Games karena segala sesuatunya ditingkatkan," kata Tunku Imran seperti dikutip Channel NewsAsia.
"Dan saya rasa setiap negara yang mengeluhkan pengaturan skor atau apapun itu, yah, kami sih membuat pengaturan tapi untuk mengatur atlet agar menunjukkan performa lebih baik dengan eksposur yang sangat bagus, latihan yang sangat bagus, pelatih yang sangat bagus. Banyak atlet di antaranya yang kami kirimkan ke negara lain. Kami telah menginvestasikan para atlet dan kini mereka membayar lunas," tutur dia.
Saat dikonfirmasi soal dugaan kecurangan penilaian pada pencak silat ganda putra dan senam artistik putra, Tunku Imran mempunyai pendapatnya sendiri. Tunku bilang Indonesia mestinya menyatakan keberatan secara resmi kepada federasi pencak silat, sebab Malaysia tak memiliki kewenangan apapun pada proses penilaian.
Lagipula, terlepas dari penilaian kecurangan terhadap Malaysia, pada beberapa cabang olahraga, Malaysia memang cukup serius menyiapkan atlet-atletnya. Pada upacara pembukaan SEA Games, Malaysia sudah memamerkan prestasi tiga atlet yang mendunia. Cheong Jun Hoong adalah juara dunia nomor 10 meter papan individual di Budapest, Hungaria 2017, Azizulhasni Awang adalah pemilik medali emas Kejuaraan Dunia di nomor keirin, serta Mohd Al-Jufferi Jamari adalah juara dunia tanding di kelas E.
(fem/din)