Indonesia Gagal Total di SEA Games 2017, Ketua Satlak Prima: Ambil Hikmahnya

Indonesia Gagal Total di SEA Games 2017, Ketua Satlak Prima: Ambil Hikmahnya

Mercy Raya - Sport
Rabu, 30 Agu 2017 17:20 WIB
Achmad Sutjipto, ketua Satlak Prima. (Rengga Sancaya/detikSport)
Jakarta - Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Achmad Sutjipto, tak menyangka Indonesia gagal total di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Dia bilang hasil buruk itu menyimpan banyak hikmah.

Indonesia gagal memenuhi target 55 medali emas dan memperbaiki peringkat SEA Games di Kuala Lumpur 2017 ini. Setelah seluruh pertandingan usai digelar, Indonesia bahkan hanya mampu meraih 38 medali emas, menjadi yang terburuk sejak SEA Games 1977.

Tjip, sapaan karib Achmad Sotjipto, malah menyalahkan faktor nonteknis, dengan sikap Malaysia terhadap kontingen Indonesia. Selain itu, dia mengakui persiapan Indonesia menghadapi SEA Games 2017 buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Baca Juga: Indonesia Peringkat Kelima SEA Games 2017, Malaysia Juara Umum]

"Terus terang saja hasil SEA Games ini tidak memuaskan semua pihak karena target rendah yang kami canangkan tidak tercapai. Jumlah 55 medali emas itu sebenarnya target realistis tetapi setelah dihadapkan pada kondisi di Kuala Lumpur, semua itu goyang," kata Soetjipto, ketika ditemui di gedung PP ITKON, Senayan, Rabu (30/8/2017).

"Saya selalu berpendapat setiap ketidaksuksesan atau kegagalan ada hikmah di balik itu. Mungkin hikmahnya SEA Games ya ini, sehingga semua orang menoleh semua, kemudian semua orang melihat simpul-simpul (yang sempat kusut) ini dan kemudian membuat kebijakan baru tentang Asian Games," kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut Indonesia pada periode 1999-2001 itu.

"Tapi jika dianggap "Pak Tjipto kamu komandan, kamu harus bertanggung jawab", saya fine bertanggung jawab. Saya latar belakang militer. Saya hanya kenal dua, memerintah dan diperintah. Saya siap saya bertanggung jawab penuh atas apa yang saya lakukan. Tapi, tentu saya harus juga menceritakan kenapanya yang harus ceritakan supaya kita bisa ambil hikmahnya. Ke depannya seperti apa," ujar dia.

Selain itu, Tjip menyoroti sikap tuan rumah yang merugikan kontingen Indonesia. Malaysia menjadi juara umum dengan perolehan 145 emas.

[Baca Juga: Sah! Indonesia Catat Rekor Terburuk di SEA Games 2017]

"Pertama host country effect. Faktor yang di luar kontrol kita dan merupakan keistimewaan tuan rumah, itu sangat mempengaruhi situasi lingkungan pertandingan. Dan tuan rumah sengaja menciptakan itu agar bisa mempengaruhi atmosfer pertandingan yang dimiliki oleh Indonesia. Jadi yang sudah dipelihara CdM, Satlak Prima, terusik di sana," Tjip, yang pernah menjabat sebagai Komandan Program Atlet Andalan (PAL) mulai 2008-2012 itu.

"Terutama di cabang-cabang beladiri. Misalnya, pengangkutan terlambat, penyediaan terlambat, ruangan tidak ada tempat pemanasan, yang dirasakan oleh atlet, itu lingkungannya seperti ini. Sehingga secara non teknisnya sangat besar. Tetapi saya pikir setiap tuan rumah pasti akan berbuat seperti itu selama tidak melanggar aturan," ujar dia.

"Ada kesan Malaysia menciptakan seperti itu. Bahkan, saya pernah bicara dengan pelatihnya, mereka ditekan pemerintahnya supaya bisa mencapai 111 medali emas. Perhitungan mereka Indonesia menjadi negara yang besar bisa digerus. Betul-betul kami tidak mengira bahwa sedramatis ini," ungkap dia.


(mcy/fem)

Hide Ads