Banyak cara untuk mengungkapkan kekecewaan. Eki Febri memilih untuk memendamnya seorang diri. Namun, dia tak ingin masalah itu membatu dan tak memiliki solusi.
Eki Febri mengumpulkan kekecewaannya dan melampiaskan pada tolakan saat tampil di SEA Games 2017. Dia menghantam jauh-jauh peluru agar berbuah emas saat tampil di Stadion Bukit Jalil. Di akhir sesi, Eki Febri tak tertandingi. Dia pun diganjar emas setelah mencatat lemparan sejauh 15,39 meter, mengalahkan dua atlet Thailand Areeat Intadis (15,33 meter) dan Sawitri Thongchao (14,26 meter).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski akomodasinya masih bermasalah, itu tak menyurutkan Eki Febri untuk berprestasi. Ia menjadikan SEA Games kali ini sebagai ajang pembuktian setelah tidak dipanggil pada dua edisi SEA Games sebelumnya.
"SEA Games kemarin ajang pembuktian saya, bahwa saya latihan di daerah bisa berhasil dan pembuktian saya juga setelah SEA Games 2013 dan 2015 tidak dikirim," Eki Febri mengatakan kepada detikSport.
Eki Febri mengaku selama ini berlatih di Bandung. Ia menilai selama ini perhatian Pemerintah cukup baik, kecuali akomodasinya yang bermasalah.
Menurut saya cukup baik, cuma masalah-masalag kecil seperti ini yang lumayan mengganggu konsentrasi latihan," Eki Febri menambahkan.
"Harapannya ya harus lebih diperhatikan, jadi atlet sendiri cuma fokus latihan dan latihan," atlet 25 tahun itu melanjutkan.
Pemerintah sendiri, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, menyampaikan permintaan maafnya pada Eki Febri. Penyebab akomodasinya macet diungkapkan Sekretaris Menpora Gatot S Dewa Broto karena berbelitnya proses pencairan dana.
Eki Febri menilai prosesnya cukup berbelit. Ia pun berharap agar bisa dipermudah.
"Ya menurut pandangan saya terlalu berbelit prosesnya, dari sini harus kesini, harus kesitu," dia menjelaskan.
(fem/fem)