'Menpora Tak Bisa Berjalan Sendirian'

'Menpora Tak Bisa Berjalan Sendirian'

Femi Diah - Sport
Kamis, 31 Agu 2017 17:35 WIB
Nabila Evandestiera, pesenam ritmik Indonesia di SEA Games 2017. (Sigid Kurniawan/Antara Foto)
Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dinilai tak akan mampu mengatasi masalah klasik pelatnas sendirian. Menteri Keuangan, KONI, KOI dan PB diminta berperan aktif dan sportif.

Ditargetkan meraih 55 medali emas, Indonesia ternyata hanya mampu membawa pulang 38 medali emas dari SEA Games 2017. Itu sekaligus menjadi catatan terburuk Indonesia di SEA Games.

Situasi itu cukup mengkhawatirkan karena Indonesia bakal menjadi tuan rumah Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang. Banyak pihak waswas Indonesia cuma bakal menjadi penonton di tanah sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerhati olahraga, Tommy Apriantono, optimistis Kemenpora bisa bangkit dan memperbaikinya. Hanya saja, Kemenpora tak bisa bekerja sendirian.

"Posisi kelima di SEA Games bukan yang pertama untuk Indonesia. Belakangan laju Indonesia di SEA Games naik turun, bahkan sempat juara umum. Dengan itu bukti kalau kita sebenarnya mampu, hanya tak konsisten," kata Tommy dalam obrolan dengan detikSport, Kamis (31/8/2017).

"Atlet dan pelatih sudah berusaha maksimal. Tidak bisa dimungkiri ketersediaan dana berimbas kepada semua hal. Kalau terlambat ya semua menjadi tertunda," kata Tommy.

[Baca Juga: Melesetnya Target Indonesia di SEA Games Sudah Permalukan Presiden]

Keterlambatan dana itu memang bukan bermula dari Kemenpora. Dengan mengandalkan dana pemerintah, Tommy menilai sudah saatnya Menteri Keuangan diajak duduk bersama untuk mendukung prestasi olahraga.

Jonatan Christie menyumbangkan dua medali emas dari bulutangkis di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Jonatan Christie menyumbangkan dua medali emas dari bulutangkis di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto

Selain itu, masalah dana untuk atlet elite kian rumit karena Satlak Prima, sebagai penanggung jawab, justru tak memiliki kewenangan untuk mengelola keuangan.

"Selama ini dana kan dari pemerintah, artinya dari Kemenpora. Semestinya Satlak Prima memegang dana, alokasinya bisa seperti Menpora kepada KONI dan KOI. Satlak Prima kan kepanjangan tangan Kemenpora, sedangkan KONI dan KOI adalah LSM, semestinya tidak lebih sulit, kan," tutur Tommy.

[Baca Juga: Indonesia Catat Rekor Terburuk di SEA Games 2017]

"Dari pengalaman saya, saya merasakan pencairan dana memang butuh administrasi karena Kemenkeu memiliki sistemnya sendiri. Makanya, Kemenkeu harus mendukung Kemenpora. Sulit kalau Kemenpora berjalan sendiri," tutur dia.

"Selain itu, untuk pihak lain, seperti KOI, jangan membuat yang sudah rumit, belum apa-apa dana malah dikorupsi. Ayolah jaga kepercayaan Kemenkeu agar olahraga ini bisa didukung penuh. Jangan menyakiti atlet dan pelatih yang sudah berdarah-darah di lapangan," ujar dia.

Sebelumnya, Tommy mengungkapkan agar PB juga memiliki kemampuan untuk membaca kekuatan sendiri dan lawan. Sebab, dari infomasi PB-lah Satlak Prima mendapatkan gambaran awal peta kekuatan di antara negara-negara lawan.


(fem/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads