Menpora Imam Siap Lepas Jabatannya, jika...

Menpora Imam Siap Lepas Jabatannya, jika...

Mercy Raya - Sport
Rabu, 06 Sep 2017 15:57 WIB
Blak-balakan Menpora Imam Nahrawi. (Muhammad Ridho/detikSport)
Jakarta - Menpora Imam Nahrawi siap menanggung konsekuensi setelah hasil buruk Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Bahkan, jika dia harus melepaskan jabatannya.

Kegagalan Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur memenuhi target medali emas menjadi tamparan keras bagi Kemenpora. Pernah menjanjikan tak ada lagi masalah terlambat uang saku, akomodasi, dan perlengkapan peralatan latih tanding, tapi persoalan itu justru menjadi kasus yang terus mengemuka selama persiapan SEA Games 2017. Menpora juga gagal menyiapkan lokasi pengganti pelatnas beberapa cabang olahraga setelah renovasi kompleks Gelora Bung Karno (GBK).

Menpora memang menjadi pihak yang dianggap bertanggung jawab dalam perkembangan olahraga setelah membentuk Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sebagai tempat digodoknya atlet elite. Satlak prima dibentuk setelah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) gagal mengemban tugas pembinaan atlet elite.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira itu wajar. (Keinginan) itu sebagai bentuk kekecewaan masayarakat tetapi saya diangkat oleh Presiden. Saya diangkat beliau dan akan bertanggung jawab kepada beliau," kata Imam dalam acara Blak-blakan bersama detikSport di markas detikcom, Selasa (6/9/2017).

"Dan tentu saya sebagai kader di mana pun, kapan pun saya siap melaksanakan tugas. Termasuk tidak diberikan tugas sekalipun," Imam menambahkan.

[Gambas:Youtube]


Namun, kata Imam, dalam rapat terbatas dengan Presiden RI muncul instruksi untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas hasil buruk di Kuala Lumpur itu. Apalagi, tahun depan Indonesia akan menggelar Asian Games di Jakarta dan Palembang.

"Selepas saya pulang dari Malaysia, saya sudah menghadap beliau. Selain melapor masalah bendera merah putih yang terbalik, lapor perbaikan majalah, saya juga melapor tentang keadaan atlet di Malaysia," ungkap dia.

"Saya sampaikan bahwa Indonesia berada di peringkat lima karena kondisi yang tak mungkin kita naik peringkat keempat. Saat itu, beliau sangat tidak enak, (merasa) tidak nyaman," jelas Imam.

"Beliau menginstruksikan untuk melakukan evaluasi besar-besaran dan melakukan banyak hal. Jangan sampai ini terulang apalagi kita menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Tentu kami akan terapkan efektivitas dan efisiensi anggaran dan kosentrasi dan fokus kita semata-mata untuk atlet. Tak lagi dipusingkan oleh soal organisasi. Pada sisi lain, beliau juga memberikan dukungan kepada atlet-atlet Indonesia. Bapak Jokowi berpesan kepada saya beri bonus yang baik dan lebih baik," kata Imam.

(mcy/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads