SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi cerminan buruknya pembinaan olahraga Indonesia. Kontingen Merah Putih hanya mampu meraih 38 medali emas dari 55 yang ditargetkan. Misi untuk naik peringkat juga gagal.
Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), sebagai penanggung jawab penggodokan atlet elite, menjadi pihak yang disorot. Juga Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai lembaga yang menaungi program tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pengurus cabang olahraga meminta agar Satlak Prima dibubarkan. Yang menggelikan, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) yang organsiasinya tidak beres, dualisme kepengurusan, juga meminta agar Satlak Prima dibubarkan.
Situasi itu membuat gerah Umar. Dia meminta agar Kemenpora, Satlak Prima, KONI, KOI, dan PB tak lagi bertikai. Sebab, ada agenda lebih penting yang sudah menunggu, Asian Games 2018.
"Saya heran dengan situasi yang berkembang. Saat ini prestasi Indonesia sedang menyedihkan dengan hasil jelek di SEA Games 2017, bukannya sama-sama melihat semua aspek, tapi malah saling menyalahkan dan merasa semua mampu, hebat, dan merasa bisa langsung menyulap menjadi juara semua," kata Umar yang dihubungi detikSport, Kamis (7/9/2017).
[Baca Juga: Kilau Siman, Hendro, dan Putu di Antara Muramnya Indonesia di SEA Games 2017]
"Sekarang Indonesia gagal semua ramai, sepertinya ada yang berambisi ingin menjadi hero. Padahal, saat ini, komponen-komponen itu justru sedang dituntut kerja sama dan jangan sampai saling menjatuhkan. Masing-masing komponen tidak bisa berjalan sendiri-sendiri," tutur mantan karateka asal Sidoarjo, Jawa Timur itu.
"Kok sekarang gagal semua menyerang Satlak Prima. Apakah yang menyalahkan itu sudah paling benar? Saat ini semua harus bekerja sama. Menpora juga harus tegas. Jangan mikirin ego dan kepentingan sendiri. kalau itu saja yang dikembangkan sampai kapanpun Indonesia akan ribut terus," ujar pria yang kini tinggal di Swiss itu.
Bahkan, Umar mengindikasikan kegagalan Indonesia di SEA Games dimanfaatkan sebagian pihak untuk mengeruk keuntungan. Dia pun meminta agar pemerintah waspada.
"Jangan saling menyalahkan, apalagi untuk kepentingan pribadi. Saya melihat ada indikasi kuat beberapa pihak memanfaatkan pertikaian komponen-komponen olahraga Indonesia ini untuk mencari keuntungan," tutur Umar.
"Ingat tahun depan kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Bukan tidak mungkin ada pihak-pihak yang memanfaatkan untuk berebut tumpeng (proyek) Asian Games. Ada uang sangat besar di sana," ucap dia.
(fem/krs)