Ini Tiga Langkah Kemenpora Evaluasi Satlak Prima

Ini Tiga Langkah Kemenpora Evaluasi Satlak Prima

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 16 Sep 2017 02:30 WIB
Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto (Grandyos Zafna/detikSprot)
Jakarta - Janji Menpora Imam Nahrawi untuk melakukan evaluasi besar-besaran usai kegagalan Indonesia di SEA Games 2017 mulai terlihat. Ada tiga langkah yang sudah dan akan dilakukan Kemenpora. Apa saja?

Indonesia mencatat prestasi terburuknya di arena SEA Games di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Ditargetkan membawa pulang 55 medali emas, kontingen Merah-Putih hanya sanggup meraih 38 emas. Dari kegagalan itu, Kemenpora melakukan sejumlah evaluasi.

"Jadi dari sepulang atlet Menpora melakukan evaluasi, termasuk mengevaluasi aspek manajemen keuangan. Kami melakukan pembenahan total dengan mengganti Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Prima yang berganti dari Chandra Bhakti ke Bapak Dadi dan saat ini tinggal menunggu proses administrasi saja," kata Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Senayan, Jumat (15/9/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal kedua yang dilakukan adalah Kemenpora baru saja melakukan penandatanganan petunjuk teknis tentang fasilitasi bantuan Prima. Langkah ini dinilai akan mempermudah dalam pencairan dana Satlak Prima.

"Jadi jika selama ini terpaku, setiap paket atau termin Rp 500 juta, sementara kebutuhan prima banyak banget. Nah, untuk sekarang lebih longgar. Jadi disesuaikan dengan kebutuhan personel yang membutuhkan uang itu, paketnya apa, dan kepentingan ke mana, dan termasuk untuk berapa lama itu dibutuhkan. Kami akui baru bisa menerapkan sekarang karena kemarin itu merupakan bentuk kehati-hatian Kemenpora. Kami sudah dua kali mendapat disclaimer dan itu membuat kami trauma," ujar Gatot.

Hal ketiga adalah Kemenpora akan melakukan monitoring secara sistemik. Sehingga jika ada beberapa cabor yang ada masalah bisa langsung ditangani tanpa perlu menunggu laporan dari cabor lainnya untuk mengeksekusi. "Kami tidak ingin seperti dulu yang muncul kegaduhan-kegaduhan dan itu sangat melelahkan. Jadi ini aspek tata kelola keuangan," kata Gatot.

Satlak Prima Diminta lebih Terbuka

Tak hanya mengubah tata kelola keuangan, Satlak Prima juga diminta Kemenpora untuk bersikap lebih terbuka kepada Dewan Prima. Gatot menuturkan jika selama ini Dewan Prima sebenarnya sudah ada sejak Maret lalu. Namun, diakuinya, belum aktif secara maksimal karena kesibukan masing-masing pihak.

"Sesungguhnya kami sudah ada Dewan Prima yang ketuanya adalah Raden Isnanta dan anggotanya terdiri dari unsur KONI (K. Inugroho) dan KOI (Muddai Madang), serta unsur praktisi olahraga. Hanya mereka belum maksimal karena kesibukan masing-masing," sebutnya.

"Untuk itu, ke depannya, kami meminta dewan prima untuk lebih rutin melakukan kontrol supaya Satlak Prima tidak seakan-akan menetapkan sendirian. Misalnya prima punya target tertentu dan dewan berhak mengkritisi. Dan kami meminta Satlak Prima untuk lebih terbuka," tambah Gatot.

Selain itu, Satlak Prima juga diminta untuk memperbaiki database atlet agar kegaduhan yang terjadi kemarin tidak terulang kembali. "Karena ujung-ujungnya laporan yang disampaikan ke PPK pasti ada laporan rekening yang tidak valid. Harusnya masuk ke prima sudah bersih, (jika tidak) maka kesannya yang salah PPK," saran dia.


(mcy/mfi)

Hide Ads