Setelah hasil buruk di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Satlak Prima justru meminta untuk mendapatkan kuasa lebih kepada pemerintah. Tim yang dipimpin oleh Achmad Soetjipto itu mengajukan diri agar diubah sebagai Satuan Kerja (Satker) agar punya kuasa lebih dalam menggunakan anggaran.
Perubahan ini diyakini bisa mengatasi masalah klasik yang berulang, seperti uang saku terlambat, peralatan telat, dan uji coba minim. Kemenpora merespons dengan menyodorkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi Satlak hingga 13 Oktober mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah saya pelajari semua peraturan-peraturan, saya berpendapat, salah satu faktor yang berikan kontribusi terhadap capaian adalah suasana keunggulan yang tidak tercipta. Kenapa lingkungan keunggulan tidak tercipta? karena akomodasi tidak proper, uang belum dibayar, peralatan belum ada," kata Soetjipto membuka percakapan.
"Nah, salah satu yang memberikan kontribusi adalah rigid-nya penyaluran anggaran. Saya berpendapat rigid karena saya tidak jadi satuan kerja, tidak bisa eksekusi sendiri. Tapi ternyata setelah saya lihat aturan lagi, Keputusan Menteri, dan Peraturan Presiden dsb. diingatkan di Perpres itu bahwa Satlak Prima adalah unit operasional, hanya satuan pelaksana yang menetapkan kebijakan dan strategi."
"Untuk struktur anggaran, itu adalah dewan pelaksana. Sehingga selama ini KPA itu tidak di dewan itu. Jadi saya tadi mengusulkan KPA tempelkan lagi di dewan prima itu. Bukan di saya," ungkapnya. (mcy/raw)