Kenal Jalan Cepat Karena Tak Punya Uang, Kini Mampu Biayai S2 di Spanyol

Kenal Jalan Cepat Karena Tak Punya Uang, Kini Mampu Biayai S2 di Spanyol

Mercy Raya - Sport
Jumat, 22 Sep 2017 20:11 WIB
Hendro Yap, atlet atletik jalan cepat 20km (Sigid Kurniawan/Antara Foto)
Jakarta - Hendro Yap, 27 tahun, pernah berada dalam periode tak sanggup membayar uang sekolah di SMA. Kini, berkat atletik, dia terdaftar sebagai mahasiswa strata 2 di Spanyol.

Hendro berkenalan dengan jalan cepat karena kepepet. Dia sangat ingin sekolah SMA dan menjadi seorang atlet.

Tapi, orang tua dia tak mengizinkan karena tak memiliki cukup dana. Keinginan Hendro untuk menjadi atlet juga tak direstui karena sakit yang diderita sejak kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya jalani jalan cepat ini untuk sekolah, boleh dibilang ini 'kecelakaan'. Saya mau melanjutkan sekolah ke SMA tapi nggak mempunyai dana. Terus saya juga pengin jadi atlet, tapi tidak diizinkan karena saya asma dan kalau panas gatal-gatal. Kaki saya juga cacat, kaki saya panjang sebelah," kata Hendro.

Tapi, Hendro bersikukuh untuk melanjutkan SMA. Dia bertekad bisa mencicipi bangku kuliah, bukan hanya lulusan SMP seperti kedua orang tuanya.

"Syukurlah sekarang saya master, master manajemen olahraga," kata Hendro.

Guru olahraga di SMP menyarankan agar Hendro mulai berlatih di cabang olahraga, khususnya jalan cepat. Cara itu bisa untuk mendukung dia agar tetap bersekolah.

Saat dijajal pertama, Hendro langsung bisa mempraktikkan gerakan jalan cepat. Dia pun makin mantap untuk mengikuti saran sang guru.

"Dia memberikan ide kepada saya. Kebetulan juga dia merupakan pengurus di kabupaten makanya beri solusi itu," ungkap Hendro.

Hendro kemudian disertakan dalam lomba se-provinsi di Bandung. Dia mendapatkan peringkat ketiga.

Empat bulan kemudian, Hendro ikut POPNAS di Medan yang sekaligus menjadi seleksi PPLP. Dia finis nomor keempat dan behasil masuk PPLP.

Dalam kurun waktu 1,5 tahun sejak itu, dia tampil untuk mewakili Indonesia di Asian School Games. PON 2008 dia peringkat keempat dan seleksi pelatnas dan finis peringkat ketiga tapi cukup untuk tinggal di pelatnas.

"Awal-awal sih belum merasa mantap. Coba-coba saja, tidak ada kepikiran untuk ke sana. Baru merasa 'oh ini waktunya' waktu pertama kali masuk pelatnas. Itu tahun 2007, saat saya kelas 2 SMA," katanya.

SEA Games 2009 belum lolos karena dia cuma masuk tiga besar, padahal kuota hanya untuk dua atlet jalan cepat. Hendro memutuskan untuk kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Barulah dia kembali dipanggil pelatnas menjelang SEA Games 2011. Eh, kurang sepuluh hari kena cacar. Tapi, dia tetap tampil dan meraih perak.

Hendro membalasnya pada tiga SEA Games berikutnya. Dia berhasil menciptakan hattrick medali emas SEA Games dan menyempurnakan dengan rekor SEA Games 2017 Kuala Lumpur dengan catatan waktu satu jam 32 menit dan 11 detik.

Hendro tampil di SEA Games 2017 itu sebagai mahasiswa S2 di MBA Sports Management Master at the Catholic University of Murcia. Dia belajar di sana dengan biaya sendiri. PASI dan kemenpora menolak permohonan dia untuk mendapatkan beasiswa.

Lewat jalan cepat, Hendro membuktikan dirinya mampu melampaui mimpinya untuk kuliah S1. Kini, namanya juga terukir dalam sejarah SEA Games sebagai pemegang rekor baru.


(mcy/fem)

Hide Ads