Hasil di SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi tamparan keras bagi stakeholder olahraga Indonesia. Dengan menuai 38 medali emas, Indonesia gagal memenuhi target 55 emas. Pasukan Merah Putih juga membukukan rekor terburuk dengan baru kali pertama meraih tak sampai 40 keping emas.
Agar hasil buruk itu tak terulang, Menpora Imam Nahrawi meminta agar Dewan Pelaksana Prima, yang diberi mandat sejak Maret 2017, aktif bekerja. Imam menunjuk Raden Isnanta sebagai Ketua Dewan Pelaksana Prima, didampingi delapan anggota, Chandra Bakti, K. Inugroho, Surya Dharma, Muddai Madang, Krisna Bayu, Hifni Hasan, Amung Makmun, dan Richard Sam Bera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu saja bukan berarti mulus karena di dewan ada orangnya yang sudah di Bandung, Jakarta," dia beralasan.
Ditunggu Tiga Tugas Penting, Dewan Pelaksana Prima Kerja Mulai Januari
Menurut Isnanta ada tiga tugas penting dewan Prima menuju Asian games 2018. Salah satunya, menggodok program-program usulan Satlak Prima.
Tapi, mereka justru membuang waktu. Dewan Prima akan memulai kerja Januari tahun depan.
"Target saya tahun ini menyelesaikan kurikulum atau strategi grand strategi yang ditetapkan sebelumnya. Saya akan mulai fokus pada Januari 2018, tentu persiapan perencanaannya harus dilakukan sejak sekarang. Misalnya, mulai rencana kebutuhan anggaran, program latihan, cabor akan dikirim training camp di mana, dan apakah cukup datangkan pelatih asing," Isnanta menjelaskan.
"Kami juga ingin membuat pelatihan yang terpusat dan tidak terpencar-pencar seperti saat ini. Kami masih mempertimbangkan lokasi pelatnas untuk Asian Games di lokasi bekas penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional, apakah di Palembang, Sumatera Selatan atau di Bandung, Jawa Barat," ujar Isnanta yang juga menjabat sebagai Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Menurut dia, hal ini penting dimaksimalkan kembali agar pengendalian pelayanan akomodasi dan konsumsi seperti pengawasan makanan dan gizi atlet lebih mudah dan teratur. Tapi bukan berarti otomatis 40 cabor akan berada dalam satu tempat, tergantung posisi mereka dimana, tapi secara filosofi lebih baik di satu tempat atau dua tempat yang bekas PON.
"Kami akan minta yang 40 cabang olahraga untuk di buat Surat Keputusannya. Mulai waktu latihannya juga boleh sama, tetapi pembobotan dari pekerjaan dan anggaran pasti beda. Kami akan buat urut cabang mana yang paling potensi memperoleh medali," tutur dia.
Dewan Pelaksana Prima Tak Punya Peta Kekuatan Indonesia
"Yang mampu membantu menerobos 10-15 besar itu yang mana, belum kami tentukan. Tetapi bulutangkis, angkat besi pasti masuk. Cenderung sama dengan pemetaan cabang yang telah dilakukan Satlak tahun lalu. Paling ada pergeseran sedikit melihat perkembangan dari waktu ke waktu. Jika sudah pemetaan, kemudian segera menetapkan tempat, mana yang di Jakabaring dan Bandung," dia membeberkan.
Isnanta menambahkan setelah Dewan Pelaksana Prima menetapkan kebijakan dan merencanakan program dan anggaran pelatnas, kemudian akan dilaporkan kepada Menpora Imam Nahrawi untuk disetujui dan dilaksanakan oleh Satuan Pelaksana Prima.
"Rancangan program yang telah disusun Dewan Pelaksana Prima akan dilaporkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga untuk disetujui. Jika telah disetujui Menpora, program itu akan dijalankan oleh tim Achmad Soetjipto sementara kami akan mengendalikan dan mengawasi," katanya. (mcy/fem)