Asian Games Sudah Dekat, Tak Tepat Bubarkan Satlak Prima

Asian Games Sudah Dekat, Tak Tepat Bubarkan Satlak Prima

Mercy Raya - Sport
Selasa, 10 Okt 2017 00:10 WIB
Foto: -
Jakarta - Pakar olahraga Djoko Pekik Irianto menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk membubarkan Satlak Prima. Langkah itu dinilai berisiko terhadap prestasi atlet di Asian Games 2018.

Nasib Satlak Prima saat hingga kini masih mengambang di tengah ramainya isu pembubaran. Menpora Imam Nahrawi belum memberi kepastian terkait wacana tersebut dan meminta Satlak Prima tetap bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi yang tertera di Peraturan Presiden nomor 15 tahun 2016, revisi Perpres nomor 22 tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas.

Tapi wacana pembubaran Satlak Prima yang saat ini tengah ramai dinilai tidak tepat waktu oleh Djoko Pekik. Gelaran Asian Games 2018 yang sudah dekat jadi pertimbangan utama. Menurutnya, jika Satlak Prima dibubarkan maka untuk tahun depan tidak akan tersedia anggaran yang cukup untuk persiapan atlet menuju Asian Games.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya saat ini bukan waktu yang tepat untuk membubarkan Satlak, karena Asian Games tinggal 11 bulan. Lebih baik setelah Asian Games," kata Djoko Pekik kepada detikSport, Senin (9/10/2017).

"Tanpa ada Perpres maka Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kementerian Keuangan tidak punya payung hukum yang kuat untuk mengalokasikan anggaran yang besar. Sehingga akan berisiko terhadap persiapan atlet," Djoko menjelaskan.

"Selain itu, jika regulasi pemusatan latihan diganti dengan peratutan menteri maka dipastikan alokasi APBN akan kecil (sama seperti Program Atlet Andalan (PAL) 2009). Di samping itu, standar biaya khusus atau sebutan lainnya untuk honor atlet dan pelatih seperti yang diterapkan saat ini cukup besar tidak akan berlaku lagi, sebaliknya honor atlet dan pelatih akan menurun sangat kecil karena mengacu pada Standar Biaya Umum (SBU)," lanjutnya.

Djoko menyarankan agar personel Satlak Prima dirampingkan menjadi 30 orang saja. Kemudian, Dewan dan Satlak Prima bersama-sama mengidentifikasi atlet yang benar-benar potensial meraih medali emas.

"Untuk Kemenpora (dalam hal ini Satker/unit yang menangani Prima) konsentrasi dan bekerja tuntas untuk menjamin kebutuhan pelatihan, termasuk pelatih, wasit, akomodasi, uji coba vitamin, dan peralatan secara tepat waktu. Setelah itu, baru silakan bubarkan Prima, kembalikan proses penyiapan atlet ke PB cabor di bawah koordinasi dan kendali KONI dan KOI. Dengan catatan, KONI dan KOI harus lebih dulu disatukan," ujar dia.

(mcy/nds)

Hide Ads