Jakarta - Berllian Marsheilla menyimpan angan-angan Tim nasional voli putri Indonesia eksis di kancah dunia. Dia cemburu dengan bulutangkis.
Sheilla, sapaan karib Berllian Marsheilla, telah bergabung dengan Timnas voli putri sejak 2007. Waktu itu, dia berusia 17 tahun.
Karier atlet asal DKI Jakarta itu diasah di Sekolah Olahraga Ragunan sewaktu masih di Skeolah Menengah Pertama (SMP). Dia juga menjadi langganan klub-klub besar di ajang voli kasta tertinggi Tanah Air, Proliga.
Membuka jalur sebagai atlet voli mulai dari jenjang terendah sampai menjadi langganan Timnas membuat Sheilla memahami benar alur pembinaan prestasi voli di Indonesia. Dia berharap kuantitas dan kualitas kompetisi voli putri naik drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya iri lho dengan pembinaan di bulutangkis. Kenapa voli tidak memiliki pembinaan jangka panjang? Padahal voli tidak kalah populer dengan bulutangkis. Dari pengalaman-pengalaman mengikuti Proliga dan tarkam, saya bisa menyimpulkan kalau voli memiliki suporter yang luar biasa di Indonesia. Selama ini, pembinaan voli masih hanya untuk jangka pendek," kata Sheilla saat berkunjung di markas
detikSport beberapa waktu lalu.
 Berllian Marsheilla bersama-sama rekan satu tim voli putri di pelatnas SEA Games 2017. (Grandyos Zafna/detikSport) |
"Coba kita lihat berapa jumlah kompetisi voli di Indonesia. Mencontoh Thailand, mereka bisa mengembangkan voli dengan sangat bagus, Filipina juga mulai memiliki kekuatan yang harus diwaspadai. Kalau kita tak berubah, kita bakal di sini-sini saja," Sheilla menuturkan.
Prestasi voli putri Indonesia memang tertinggal jauh dari Thailand. Timnas Thailand adalah
runner-up Kejuaraan Asia 2017.
(fem/krs)