Aghniny menjadi bagian Timnas taekwondo Indonesia sejak 2011. Tapi, kebersamaan gadis kelahiran asal Semarang dengan atlet-atlet taekwondo nasional lainnya harus berakhir. Aghniny didegradasi dari pelatnas pada 2016.
Kondisi Aghniny dinilai tak siap untuk menjalani latihan berat sesuai tuntutan barisan pelatih taekwondo di pelatnas. Atlet kelahiran 8 Maret 1997 itu dibekap cedera lutut kanan dan kiri sekaligus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia pun memutuskan pulang ke Semarang. Saat dalam masa pemulihan itulah, Aghniny mendapatkan kesempatan menjajal dunia baru. Dia diundang mengikuti casting untuk sebuah film laga; Wiro Sableng.
Aghniny mencobanya. Dalam prosesnya, Aghniny lolos casting. Dia pun memulai debut sebagai pemain aktris.
Di film Wiro Sableng, yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko itu, Aghniny mendapatkan peran sebagai Roromurni. Tanpa bekal seni peran, Aghniny kesulitan.
"Susah banget (menjalani jalur film). Saat bagian reading, aku masih seperti baca, bukan berdialog," kata Aghniny.
Situasi itu sempat membuat dia minder. Sebab. kala itu, dia harus duduk satu meja bersama-sama pemeran tokoh di Wiro Sableng lain yang sudah kenyang pengalaman di dunia film, seperti Vino G. Bastian, Sherina Munaf, dan Marsha Timothy
Namun, mental sebagai atlet sudah mengasah Aghniny untuk tak mudah menyerah. Dia justru menjadikannya sebagai tantangan. Dia bertekad menjawab kepercayaan sutradara Angga Dwimas Sasongko yang sudah mempercayakan peran tersebut kepadanya.
Aghniny juga merasa beruntung. Mahasiswi Universitas Semarang itu mendapatkan pelatihan lebih dulu selama proses pengambilan gambar.
"Segala sesuatu itu ada yang pertama. Seperti waktu aku ikut kejuaraan taekwondo pertama, sekarang aku harus memulai dunia ini lewat langkah pertama juga," dia mengucapkan.
![]() |
Pola makan juga berubah. Aghniny tak lagi harus menjalani program diet yang ketat karena ada kelas-kelas tertentu di taekwondo. Kini, dia bisa makan apa saja.
"Selain itu, kalau mau, aku juga bebas pegang handphone sekarang. Dulu waktu di pelatnas, jam 10.00 handphone sudah harus dikumpulkan," tutur dia.
Meski sudah menjalani dua dunia yang berbeda, dan masih dibekap cedera, Aghniny tak mau disebut pensiun dari taekwondo. Dia bertekad untuk melanjutkan proses pemulihan dan comeback suatu hari nanti.
Dia masih ingin unjuk kemampuan beradu tendangan maut di atas arena taekwondo. Bukan hanya level nasional, tapi juga internasional.
"Jangan sebut aku sudah pensiun dari taekwondo, jangan! Aku masih rindu ikut turnamen dan mengibarkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi," dia bersikukuh.
(fem/krs)