"Untuk pembayaran hotel ini tinggal menunggu SP2D," kata pelatih nasional karate Philip King ketika ditemui di pelatnas karate, di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
"April sampai Juli sudah beres, September sedang berproses, sementara Oktober sampai Desember masih belum jelas. Sekarang kan November, nanti kami akan ajukan lagi karena sebentar lagi akan tutup buku jadi harus segera diajukan supaya tidak menunggak lagi," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami diperintahkan untuk jalan terus dari Satlak Prima dan Kemenpora. Sementara cabor lain ada yang berhenti, ada yang takut atau baru lagi," ujar dia kemudian.
Philip juga mengungkapkan pihaknya masih menunggu peralatan tanding, seperti body dan hans protektor, yang belum kunjung datang. Peralatan itu sendiri sudah dijanjikan sejak SEA Games. "Saya capek follow up terus. Saya sudah bolak-balik tanya," kata dia.
"Makanya saya bilang siapa pun bentuknya (setelah Satlak Prima dibubarkan) harus profesional dan mau mengurus olahraga. Jika dua bulan ini saja sudah tidak benar, Januari tahun depan bakal sama karena semua harus hitungannya pas," ucap dia menyarankan.
Tersendatnya peralatan tanding cabang karate sebenarnya sudah terjadi sebelum cbor olahraga beladiri itu berangkat ke Malaysia. Tiga pekan jelang SEA Games, tim karate masih berjibaku dengan masalah peralatan tanding yang belum tiba sampai urusan akomodasi.
Karate sendiri sebenarnya menjadi salah satu cabor yang langsung melanjutkan program latihannya sepulang dari SEA Games. Dengan total 16 atlet, 3 pelatih, dan 1 manajer, mereka melakukan pelatnas di Apartemen Belezza, Permata Hijau, Jakarta.
(mcy/krs)