Dalam menciptakan banyak atlet, Australia memiliki persoalan dengan jumlah penduduk yang sedikit. Namun, Negeri Kanguru itu bertekad untuk mampu bersaing di Olimpiade.
Head of Sport and Exercise Science, Fakultas Kesehatan, Universitas Canberra, Nick Ball, buka-bukaan dalam diskusi panel di Kedutaan Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017). Dia didampingi oleh Analis Olahraga Canberra United Jocely Mara, mantan pemain WNBA dan WNBL Australia Kristen Veal, dan Holly Houston mantan gelandang tim putri Canberra United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
High Performance Athlete Dirancang untuk Anak Usia 5 Tahun dan Dipahami Keluarga
Tapi, kerja Universitas Canberra itu dimudahkan dengan gaya hidup masyarakat Canberra yang sudah mengganggap pengembangan high preformance athlete dimulai sejak dari keluarga. Yakni, sejak anak berusia sekolah dasar, bukan hanya setelah mencapai atlet profesional.
"Untuk mencapai high performance athlete itu ada dua cara. Yakni, menyiapkan struktur pengembangan yang kami sebut high performance pathway dan atlet dan pelatih yang menjalani ber-high performance," kata Nick kepada peserta diskusi.
![]() |
Kristen Veal yang kini menjabat sebagai kepala pelatih program woman's excellence Basketball Australia membenarkan struktur pembinaan tersebut. Dia mencontohkan ada enam jenjang yang sudah sudah disiapkan untuk para pebasket agar menjadi atlet profesional.
Pertama, dimulai dari keluarga dengan mengenalkan gerakan dasar terhadap anak usia 5-10 tahun. Dari cara berllari, melompat, mendrible bola, dan lainnya.
"Setiap Sabtu pada musim gugur kami menggelar latihan lari setiap akhir pekan," ujar Nick.
"Yang penting kami memberikan gerak dasar yang benar kepada anak-anak. Maka, ke depannya dia akan mudah dibentuk jika ingin menekuni cabang olahraga apapun," dia menambahkan.
Selain itu, Basketball Australia menjamin bergulirnya lebih dari 440 ajang kompetisi junior di seluruh negara bagian Australia. Kompetisi itu berbeda dengan kejuaraan kelompok usia. Untuk kejuaraan nasional KU, dimulai dari U-14, U-16, U-18, dan U-20.
Nah, pada kelompok umur itulah hgh performance program, dengan menggunakan alat-akat sport science, seperti GPsport dan video analisis, benar-benar diterapkan.
"Jadi, kami memiliki data semua atlet sejak sebelum bertanding sampai setelah dia bertanding," ujar Jocely Mara.
Australia juga mengembangkan high performance di tiap state, yang nantinya ditampung pada pusat excellence program. Data-data para atlet terus dipantau hingga mereka tampil pada liga nasional.
Sport Science Bukan Hanya untuk Keperluan Fisik, tapi Juga Taktik
Jocelyn mengakui penggunaan sport science bisa mendongkrak penampilan atlet. Bahkan, sebuah tim.
"Sport science digunakan untuk tak hanya menjaga fisik para atlet, tapi juga bisa menjadi landasan menentukan taktik saat pertandingan," kata Jocelyn.
"Untuk keperluan sebuah tim, dengan sport science ini, seorang pelatih akan memiliki dasar yang kuat untuk menentukan atlet yang tepat pada masing-masing posisi," dia menambahkan.
"Dengan pengalaman sebagai pelatih saya gunakan hasil analisis itu karena detail dan bisa diaplikasikan agar bisa lebih, lebih dan lebih lagi," Veal menimpali.
(fem/din)