Lomba Lari Trail 300 Km Digelar di Gunung Gede-Pangrango

Lomba Lari Trail 300 Km Digelar di Gunung Gede-Pangrango

Okdwitya Karina Sari - Sport
Senin, 27 Nov 2017 23:04 WIB
Kiri ke kanan: Fandhi Achmad, Hendra Wijaya, Alan Maulana, Abdul Aziz Dermawan) Foto: dok. GP100
Cianjur - Gunung Gede-Pangrango, Cianjur, Jawa Barat sedang menggelar lomba lari trail yang amat menantang. Salah satu nomornya memperlombakan jarak sejauh 300 km.

Memang lomba lari dengan jarak ratusan km di gunung sudah biasa di gelar di Indonesia termasuk lari sejauh 170 km di Bromo Tengger Semeru yang baru digelar awal November lalu. Namun lomba lari di gunung atau biasa disebut lari trail (lintas alam) sejauh 300 km— setara dengan Jakarta-Tegal itu— baru kali pertama ini digelar di Indonesia.

Lomba ini sendiri sudah dimulai sejak Minggu (27/11/2017) pukul 07.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di dunia pun juga sudah jamak lari 300 km, termasuk lari di Petite Trotte à Léon (PTL) yang melintas Prancis, Italia, Swis. Bedanya di PTL itu 300 km-nya "hanya" dengan gain (total tanjakan) 26 ribu meter dan ditempuh dalam maksimal 142 jam. Tapi di Gede-Pangrango lari 300 km itu total gainnya 30 ribu meter. Jarak 300 km dengan gain 30 ribu meter menjadi lomba lari terberat di dunia hingga saat ini," kata pendiri GP100, Hendra Wijaya, yang ikut turun dalam lomba ini.

Untuk menyelesaikan jarak 300 km itu peserta diwajibkan berlari dari titik start di Cibodas lalu naik menuju ke Puncak Gede-Pangrango dan turun lagi ke Cibodas dan lalu lari ke Puncak Gede-Pangrango. Begitu terus hingga sebanyak 12 kali (loop). Itu karena satu kali naik turun Cibodas-Puncak Gepang adalah 25 km. Jarak itu harus diselesaikan maksimal dalam 150 jam atau hingga Sabtu (2/12) pukul 13.00 WIB.

Hanya empat orang, termasuk Hendra, yang turun dalam lomba paling "kejam" menguji nyali dan mental itu. Tiga peserta lainnya adalah Fandhi Achmad (34); Alan Maulana (32); dan Abdul Aziz Dermawan (24). Hingga rilis ini ditulis pada Senin (27/11) sore WIB, keempat pelari trail top Indonesia itu sedang menjalani loop keempat alias sedianya masih tersisa 8 loop lagi.

"Motivasi saya ikut event ini karena ini lomba trail dengan jarak 300 km pertama yang digelar di Indonesia. Bismillah semoga bisa finish. Ini juga latihan saya untuk lari di TDG (Tor des Geants) sejauh 330 km dan gain 24 ribu meter tahun depan," kata Agi, nama panggilan Fandhi, yang juga baru pulang dari PTL Agustus lalu itu.

Alan, yang juga baru pulang dari PTL itu menambahkan, "lari 300 km di Gepang itu ibaratnya adalah sidang skripsinya setelah kuliah di PTL sana. Rencana saya lari sehari dua loop. Satu loop bisa 9-10 jam. Sehingga sisanya bisa untuk istirahat. Ini lari endurance yang butuh real food daripada energy gel."

Sementara Azis mengatakan jika dibanding lari serupa di dunia, maka lari 300 km di Gepang ini sejatinya lebih menyakitkan karena,"ini lari self support, sehingga akhirnya kita harus latihan mandiri. Ini juga akan lebih sulit dibanding lomba lari di luar karena ini menahan kebosanan dan melatih mental. Bayangkan saja 12 kali lewat tempat yang sama. Pasti akan hapal banget."

Race Director GP100 Pulung Arbiarto melanjutkan jika nomor 300 km itu hanyalah satu nomor diantara empat nomor yang lain. Yakni 100 km (4 loop), 75 km (3 loop), 50 km (2 loop)—ketiganya start pada Jumat 1 Desember pukul 19.00 nanti—dan 25 km (1 loop start Sabtu, 2 Desember pukul 07.00).

"Total untuk empat nomor itu pesertanya lebih dari 300 orang dan juga menarik pelari dari negara tetangga hingga pelari dari Tiongkok. Ini menunjukan alam kita menantang dan menarik bagi pelari luar meskipun lomba ini tidak ada hadiahnya kecuali poin untuk bisa digunakan lari di Ultra Trail du Mont Blanc (UTMB)," katanya. (rin/nds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads