Hal itu diungkapkan Amy, panggilan karib Maria Goreti Samiyati, di sela-sela kegiatan sosialisasi Asian Para Games 2018 di pusat perbelanjaan Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Jumat (22/12/2017).
Amy terpilih mewakili Indonesia di Asian Para Games setelah lolos seleksi di Kejuaraan Nasional Paralimpik di Bandung, Oktober lalu. Dia meraih tiga medali emas pada tiga nomor balap kursi roda 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski baru pertama kali dan langsung terjun di level Asia, tak membuat Amy minder. Selama ini, dia selalu melakukan latihan di GOR Rawamangun untuk mengasah kekuatannya.
"Mulai latihan pelatnas di NPC Solo awal Januari 2018 karena saya ingin merayakan hari Natal dulu, setelah itu kembali ke Solo untuk fokus latihan di sana bersama teman-teman," kata Amy.
"Yang penting saya di Jakarta masih tetap latihan bersama pelatih dan terus meningkatkan power saya. Jadi fitnesnya di Universitas Negeri Jakarta, sementara latihan sprintnya di GOR Rawamangun," ungkap dia kemudian.
Dulu Minder, Kini Terbuka
Jalan yang ditempuh Amy untuk menjadi atlet pelatnas Asian Para Games memang tak mudah. Dia harus melawan keterpurukannya untuk berani menghadapi kenyataan.
Ia mengalami kecelakaan tertabrak kereta, yang mengakibatkan kehilangan sebagian dari kaki kanannya. Saat itu, Amy masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
"Awalnya saya begitu depresi. Saya tidak terima kenyataan bahkan sampai sempat ingin bunuh diri. ya, namanya anak kecil dapat kenyataan seperti itu pasti tidak terima mbak," Amy berkisah.
"Orang tua pun saat itu tidak tahu harus berkata seperti apa untuk menenangkan saya kecuali menangis dan berdoa. Mereka selalu mendukung saya untuk terus bangkit dari kenyataan."
Maka itu, hampir 3 sampai empat tahun di rumah, Amy kemudian dibawa ke Yayasan Sinar Pelangi. Dia sana dia berkumpul dengan penyandang disabilitas lainnya. Selama 5 sampai 6 tahun, perempuan berusia 29 tahun itu melakukan kegiatan jahit menjahit, namun hal itu tak mengubah banyak hidupnya. Amy masih minder.
"Ya mungkin karena kawan saya begitu semua dan lingkungan saya itu-itu saja. Tapi kemudian saya bertemu dengan atlet kursi roda. Dia bilang, badan saya masih segar makanya disuruh datang untuk menjadi atlet di Jakarta. Awalnya saya sempat tertawa karena masa mungkin jadi atlet tenis lapangan dengan kondisi ini," katanya.
"Namun saat bertemu Bapak Welly (Ketua NPC DKI Jakarta) saya diajukan untuk ikut balap kursi roda karena pesaingnya sedikit. Sejak itu saya mulai sedikit terbuka. Itu pun saat 2014 tak langsung latihan, mengenal kantornya dulu, NPC seperti apa. Setelah 3 sampai 4 bulan saya ikut latihan dengan kursi roda dan itu jatuh bangun karena biasa pakai kaki palsu dan tongkat jadi masih mencang-menceng saat mengayuh," dia membeberkan.
Hasil itu membuat Amy memberikan kejutan di Kejurnas 2015 yang berlangsung di Solo. Dia menjadi yang terbaik dengan merebut tiga medali emas dan mengalahkan para seniornya. Namun karena catatan waktunya masih jauh, NPC yang saat itu menggelar seleksi untuk ASEAN Para Games 2015 Singapura tak meloloskannya dalam seleksi.
"Catatan waktu saya saat itu 26 detik nomor 100 meter. Masih jauh. Akhirnya saya ikut Papernas 2017 Jawa Barat. Di sana mendapat 1 emas (100 meter) dan dua perunggu (200 dan 400 meter). Kemudian ikut kejurnas di Bandung dapat 3 emas," ujarnya.
"Tapi semenjak dari Kejurnas itu dan dapat medali saya menjadi terbuka. Itu menjadi modal saya, yang tadinya saya menunduk jalan sekarang tegak. Itu titik balik saya menjadi seperti sekarang," katanya.
Sukses di level nasional, membuat Amy penasaran untuk level internasional. Kebetulan dia diminta untuk langsung menjajal ke multievent yang lebih tinggi, yaitu Asian Para Games 2018 Jakarta.
"Nasional sudah, tinggal di Asia saya ingin mendapat medali emas. Kata pelatih meraih emas cukup jauh tetapi saya berusaha yang terbaik. Saat ini catatan waktu saya 18 detik di nomor 100 meter, masih harus lebih cepat dua detik karena yang Asia katanya 16 detik. Saya harap saya bisa dan saya mau berjuang untuk itu. Saya akan berusaha yang terbaik," dia berharap.
Prestasi Maria Goreti Samiyati:
Peraih tiga medali emas Kejurnas Paralimpik Solo 2015
Peraih 1 medali emas, dua perunggu di Papernas 2016 Jawa Barat
Peraih tiga medali emas Kejurnas Paralimpik Bandung 2017
(mcy/cas)