Sejumlah cabang olahraga melalui Forum Cabang Olahraga keberatan atas potongan anggaran yang terlalu besar dari proposal yang mereka ajukan. Mereka menilai keputusan tim verifikasi Kemenpora yang memangkas anggaran dalam proposal tidak memuaskan.
Kondisi ini membuat pelatnas cabor Asian Games sedikit terpengaruh. Sebab, semakin cabor menolak maka proses pencairan dana pelatnas bakal semakin lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kita (cabor-cabor dan pemerintah) juga tak bisa mundur. Maka itu, kami (IOA) meminta cabor untuk lebih bijak dalam menggunakan anggaran yang telah disetujui khususnya untuk atlet-atlet berpotensi emas. Artinya jangan disamakan dengan atlet-atlet yang cuma menjadi partisipan saja," kata Richard ketika ditemui di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2018).
"Sekarang ini memang fungsinya dikembalikan ke cabor. Berapa pun anggaran yang sudah disetujui, ya sudah seharusnya diberikan ke atlet potensi. Maka itu, cabor juga harus hati-hati," tambahnya.
IOA, lanjut Richard, akan terus mengawasi penggunaan anggaran oleh cabor kendati tidak bisa secara teknis turun langsung ke cabor.
"Kami akan beri masukan tetapi secara teknis mengawasi ke federasinya tentu tak bisa," kata legenda renang Indonesia itu.
Richard juga berharap cabang-cabang olahraga agar lebih kreatif mencari sumber dana lain. Terlebih anggaran pemerintah tahun ini sangatlah terbatas, yaitu Rp 375,06 miliar.
"Kami memandang setiap cabor tidak semestinya semua bergantung pada pemerintah. Kami sudah tahu kemampuan pemerintah terbatas. Agak sedikit naif apa yang diproposalkan diharapkan 100 persen," katanya.
"Dalam waktu dekat kami akan berkomunikasi dengan Menpora terkait hal ini. Karena waktu sudah semakin mendesak. Cabor sudah harus fokus pada pelatnas Asian Games," imbau Richard.
(mcy/mfi)