Rowing menjalani program jangka panjang sejak dua tahun lalu. Mereka memanfaatkan waktu yang panjang setelah cabang dayung tak dipertandingkan oleh tuan rumah SEA Games 2017 Kuala Lumpur.
"Program latihan kami jangka panjang. Cuma kemarin itu karena libur akhir tahun jadi Januari ini anak-anak baru berkumpul lagi, walau di daerahnya mereka tetap berlatih," kata Syafril, pelatih rowing, saat ditemui pewarta di pemusatan latihannya di Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (16/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebagai persiapan kami juga menuju Asian Games karena sekarang ini mereka sudah masuk dalam persiapan menuju khusus," kata mantan pedayung nasional 1996 ini.
Di Asian Games 2014, rowing hanya berhasil menyabet satu medali perunggu dari total 14 nomor yang dilombakan. Medali itu disumbangkan dari nomor kelas ringan.
Dengan persiapan yang cukup panjang menuju Asian Games 2018, para atlet rowing Indonesia diharapkan bisa memberi minimal satu medali emas dari 15 nomor yang dipertandingkan.
"Target kami medali emas. Peluangnya dari nomor LM 8+ dan women 4-. Kami mempertimbangkan saat di Kejuaraan Asia September lalu di Thailand kami memperoleh dua medali emas," katanya.
Sementara pelatih asing rowing Boudewijn van Opstal mengatakan pesaing Indonesia di Asian Games nanti datang dari China, India, Iran dan Jepang.
"Tapi yang utamanya China dan Jepang karena mereka itu ketika sudah berada di dalam air akan sangat hebat," kata Boudewijn.
"Kami optimistis bisa mendapat medali dan akan mendapat medali lebih baik dibanding Asian Games 2014. Saat ini kami memiliki atlet terbaik tinggal persiapannya saja yang harus dimaksimalkan terus," ucap pelatih asal Belanda itu.
(mcy/krs)