Banyuwangi memang memiliki pengalaman untuk menggelar ajang balapan road race sepeda. Mereka memiliki event tahunan Tour de Ijen Banyuwangi.
Lewat Tour de Ijen itu, Banyuwangi berhasil mengerek popularitas nama daerah ke mata dunia. Efek dominonya, pariwisata Banyuwangi turut berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi rupanya, Anas tak puas. Dia berharap agar TdI bisa mampir lebih lama di Banyuwangi.
"Harapan kami, tahun depan TDI bisa berakhir di Banyuwangi. Lebih bagus lagi ditambah satu etape lagi dengan finis di Gunung Ijen. Kami sanggup kok untuk menambah dua atau tiga etape untuk TdI tahun depan. Seluruh elemen, dari masyarakat, TNI, dan Polri semua sudah siap," kata Anas kepada pewarta.
"Pengembangan pariwisata tanpa olahraga kurang greget. Sebab, lewat event olahraga kita dituntut untuk bersikap menunjukkan sportivitas dan disiplin," ujar Anas.
"Lewat sport tourism ini kami benar-benar merasakan sebuah perubahan. Yang awalnya dari nol, nggak bisa apa-apa, kami bisa menjadi yang seperti ini. Kami baru saja mendapatkan penghargaan ASEAN Tourism Standard Award, sebagai penghargaan tertinggi bidang pariwisata di tingkat Asia Tenggara. Itu melengkapi penghargaan yang pernah kami dapatkan, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Awards di Madrid pada 2015," dia menambahkan. (fem/raw)