Projo finis kedua pada etape pertama dan ketiga TdI. Etape kedua diselesaikan Projo dengan duduk di urutan ke-28.
Torehan sudah cukup lumayan bagi Projo. Meski mengenakan jersey Timnas, Projo bukanlah anggota pelatnas balap sepeda. Posturnya juga lebih subur dari sebelumnya dengan kenaikan berat badan mencapai 10 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, Timnas kekurangan personel untuk tampil di TdI. Sebagian pebalap Timnas memperkuat tim kontinental, yang juga tampil pada TdI. Antara lain, Aiman Cahyadi bersama-sama Team Sapura Cycling dan Dadi Suryadi di PGN Road Cycling Team.
Budi mengapresiasi penampilan Projo. Dia tak hanya mampu menunjukkan performa meyakinkan, namum juga mampu memimpin para pebalap lain yang berusia lebih muda.
"Projo bisa membawa junior-juniornya dengan sangat baik. Projo bisa menerapkan pengalaman dan menerjemahkan strategi pelatih dan disampaikan kepada pebalap Timnas lain yang lebih muda dengan sangat baik," kata Budi.
"Ini pembuktian Projo yang sekian lama absen dari tur, namun masih bisa membuktikan diri sebagai sprinter terbaik Indonesia," Budi menambahkan.
Budi berharap tim verifikasi dari Kemenpora dan KONI bisa melihat potensi besar yang dimiliki Projo. Oleh PB ISSI Projo sempat diusulkan untuk masuk pelatnas, namun ditolak.
"Mestinya ada tempat untuk Projo di Timnas," kata Budi.
![]() |
Selain itu, Budi memuji penampilan pebalap Timnas lainnya. Dia tak menyangka para pebalap Timnas yang baru dibentuk selama dua pekan bisa bersaing.
"Saya juga melihat semangat yang luar biasa dari dua climber kita, Elan dan Warseno, yang meski dalam kondisi cedera, namun seperti tidak dirasa. Semua bisa mencapai hasil baik," ujar dia.
(fem/mfi)