Ariya dinobatkan sebagai juara TdI kendati tak pernah sekali pun menjadi juara etape. Namun, catatan waktu yang dikumpulkannya, 14 jam 11 menit 22 detik, paling cepat di antara para peserta.
Pebalap 26 tahun tersebut sudah membuka peluang untuk menjadi juara Tour de Indonesia sejak etape ketiga. Dia merupakan pemilik jersey polkadot sebagai apresiasi King of Mountain atau raja tanjakan. Dengan rute tanjakan ekstrem pada etape ketiga, Ariya pun difavoritkan sebagai juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Ariya menyebut kalau kemenangannya bukan semata-mata karena dia jago tanjakan. Kerja sama tim dan kecerdikan menerapkan strategi dalam membaca kekuatan lawan merupakan kunci lainnya.
"Seperti hari ini, saya berdiskusi dengan rekan satu tim saya hingga saya bisa melakukan yang terbaik. Kami berhasil melakukannya," Ariya menyebutkan.
"Balap sepeda adalah olahraga, yang tentu saja selalu berat. Kalian tak pernah cukup dengan fisik yang kuat, namun juga harus pandai. Memikirkan bagaimana pertandingan dan bagaimana itu terjadi. Melakukan pemulihan dengan baik, massage, dan tidur yang baik," ujar dia.
"Selain itu, saya yakin untuk menang. Saya melihat tim saya dan mereka sangat kuat. Mereka memercayai saya. Semua orang percaya saya (mampu menjadi juara di sini)," pebalap blasteran Prancis dan Laos itu menambahkan.
(fem/nds)