Test event telah dimulai sejak Kamis (8/2). Sebanyak 1.600 atlet dari 18 negara diprediksi bakal ambil bagian dalam miniatur Asian Games tersebut. Seluruh atlet dipusatkan tinggal di Wisma Atlet yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dari tujuh tower yang ada, hanya dua di antaranya yang bakal digunakan untuk menyambut peserta dalam test event ini. Tower satu digunakan oleh panitia pelaksana dan tower dua untuk atlet, pelatih, dan ofisial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat tiba di lantai dasar, atlet-atlet ittu disambut dengan beberapa ruangan khusus. Di antaranya, ruangan medical center dan doping. Selain itu, ada ruangan money changer dan ATM yang berjejer rapi.
Di lantai 2, terdapat dining hall alias ruang makan. Atlet, pelatih, dan ofisial mendapatkan pelayanan selama 24 jam. Di ruangan tersebut, atlet terlihat lebih santai. Selain makan, mereka juga berbincang-bincang dengan atlet lain dalam satu meja.
Di tower 2 itu, 20 lantai dari 32 yang ada terpakai. Masing-masing lantai dihuni oleh satu negara.
"Sudah hampir 400 atlet di tower dua ini. Karena ini 18 negara kami membagi berdasarkan floor. 33 unit kami atur agar tidak tercampur. Total 1000 atlet dan oficial di sini sekarang, tapi gedung ini mampu menampung 2658 atlet," Andrewan Tri Ananta, direktur wisma atlet.
Di dalam kamar pun, kondisinya cukup nyaman. Masing-masing ruangan berukuran tipe 36 yang terbagi menjadi dua kamar, satu kamar berukuran 3x3 meter dan 3x2 meter.
Fasilitas penunjang juga terlihat di bawah, seperti mobil kebakaran dan ambulans. Setiap rombongan atlet yang keluar masuk wisma bisa menggunakan golfcar.
![]() |
Di lobi tower 2, banyak juga atlet yang duduk-duduk sekadar bersantai. Mereka bisa menikmati ice cream yang ada di dekat pintu masuk.
Hanya saja, untuk tempat hiburan atlet seperti ruang gym atau kafe, pihak wisma belum menyediakan tempat secara spesifik. Hal itu baru direncanakan saat Asian Games berlangsung.
"Nantinya kalau Asian Games otomatis kami akan memberikan hiburan semeriah mungkin, kalau sekarang kami lebih melihat bagaimana persiapan kami, koordinask kami bagaimana atlet village," ujar Andrewan.
"Jadi persiapan kami terlihat karena ini kan durasi pendek. Mereka (atlet) terfokus ke olahraganya. Mereka banyak isirahat," katanya.
(ads/fem)