Pelatih Voli Jepang Puas dengan Wisma Atlet, Ingatkan Tantangan Saat Asian Games

Pelatih Voli Jepang Puas dengan Wisma Atlet, Ingatkan Tantangan Saat Asian Games

Mercy Raya - Sport
Minggu, 11 Feb 2018 09:06 WIB
ilustrasi wisma atlet Kemayoran (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Ketika banyak keluhan soal wisma atlet, pelatih tim voli Jepang, Mayforth Gordon, justru memberikan pujian. Gordon menyebut wisma atlet Kemayoran lebih bagus daripada wisma atlet di World University Games 2011 Shenzen.

Jepang tiba di Indonesia pada Jumat (9/2/2018) sore. Dua hari di tanah air, tim Jepang sudah mulai kerasan. Hal itu diungkapkan oleh Gordon, yang menjadi pelatih tim voli.

"Kami senang dengan wisma atlet dan ofisialnya bagus. Kami coba gym tadi, dan bagus," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kesempatan bagus bagi kami untuk datang melihat logistik, fasilitas, wisma atlet di Jakarta sebelum Asian Games berlangsung," lanjut Gordon.

Gordon menjelaskan, dengan pengalamannya mengikuti beberapa multievent, dia menyebut wisma atlet Kemayoran salah satu yang terbaik.

"Jadi wisma atlet ini bukan harus dikritik. Tiga tahun lalu saya datang semuanya masih dalam proses pembangunan. Layaknya melatih anak baru, senang bisa mengetahui bahwa ini telah selesai," terang dia.

"Gaya wisma atlet lebih bagus dari World University Games. Sementara gaya apartemen dan transportasi luar biasa dengan adanya polisi di Jakarta semakin lebih cepat. Polisi membantu kami. Saya kira Indonesia serius menjadi tuan rumah Asian Games," ungkapnya.

Sebelumnya, beberapa atlet mengeluhkan ukuran kamar yang terlalu sempit. Namun, Gordon tak menjadikan hal itu sebagai kendala yang berarti. Sebab, dia pernah mengalami kondisi kamar atlet yang jauh lebih buruk.

"Saya pernah mendapatkan yang lebih buruk. Sedangkan kamar dengan kondisi paling bagus adalah saat di Beijing," katanya.

Gordon juga memuji Tennis Indoor Senayan, sebagai venue pertandingan test event cabang voli, yang dinilainya sudah lumayan meski sejatinya ruang ganti atlet masih terlalu kecil untuk ukuran tim.

Dari pantauan detikSport, venue tennis indoor memiliki empat ruang ganti atlet. Dua ruang ukuran besar, masing-masing berukura 4,8 x 3,5 meter, sementara dua lainnya berukuran lebih kecil 3 x 3,5 meter.

"Jika Anda bandingkan dengan Proliga, kami biasanya tidak punya locker room. Tapi jika Anda bandingkan dengan Jepang atau di belahan dunia mana, organisasi komite ini (tentu) masih berkembang," kata Gordon.

"Saya rasa ini bukan produk final, saat Agustus nanti saya yakin lebih baik. Itu mungkin yang diharapkan semua tim, karena Agustus event penyelenggaraan sesungguhnya. Saya rasa tantangan akan lebih banyak saat Asian Games berlangsung," ujarnya.


(mcy/mfi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads