Dalam persiapan menuju Asian Games 2018, KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) bertugas sebagai pengawas dan pendamping setiap cabang olahraga yang bakal bertanding nanti. KONI dalam tugasnya ini ditemani oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) demi mewujudkan target empat besar di ajang itu.
Demi memaksimalkan persiapan mereka, KONI pun melakukan berbagai cara termasuk mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Korea Selatan, dalam hal ini Provinsi Chungcheongbuk-do.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, mereka mengunjungi National Training Center Korea Selatan yang terletak di Jincheon. Dalam penuturannya, Lee Ho Sik selaku Deputy
Chief National Training Center menyebut fasilitasnya berstandar internasional serta terlengkap dan terbesar di dunia.
Foto: dok.KONI Pusat |
Keberadaan bangunan ini untuk menggantikan Training Center di Taerung. Bangunan dengan kapasitas 1.150 orang ini mengakomodir 37 cabang olahraga seperti taekwondo, bulu tangkis, atletik, anggar, renang, dan lain-lain. Selain dilengkapi fasilitas indoor dan outdoor, ada pula pusat sport science, sport medicine dan lain-lain.
"Ini merupakan bagian dari upaya kami mendukung pemerintah dalam mewujudkan target prestasi di Asian Games 2018. Pemerintah Korsel melalui Gubernur Chungcheongbuk-do menawarkan bantuan kepada Indonesia," ujar Tono dalam rilis kepada detikSport.
Kerjasama ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya mengirimkan atlet-atlet Indonesia untuk berlatih di Jincheon. Korsel dikenal sebagai negara kuat di Asia dan memiliki prestasi cemerlang dalam olahraga. Buktinya Korsel selalu selalu keluar sebagai runner-up dalam dua edisi terakhir Asian Games, di bawah China.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah," sambung Tono.
Tak hanya kerja sama di bidang pembinaan, Si Jong Lee yang juga menjabat sebagai Presiden World Martial Arts Mastership Committee juga menawarkan Indonesia jadi tuan rumah Martial Art Championship 2021.
Sedangkan untuk jangka pendek, Indonesia berpotensi memasukkan pencak silat dalam ajang tersebut, di mana akan diikuti oleh 100 negara dengan total peserta mencapai 4.000 orang.
"Kami akan membahas hal ini dengan pihak-pihak terkait," tutupnya.
(ads/mrp)












































Foto: dok.KONI Pusat