Akan Ada Perubahan AD/ART di KOI, Berlaku 2019

Akan Ada Perubahan AD/ART di KOI, Berlaku 2019

Mercy Raya - Sport
Rabu, 28 Feb 2018 15:03 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) akan melakukan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Perubahan itu berlaku pada 2019.

Hal itu dikatakan Ketua Umum KOI Erick Thohir dalam Rapat Anggota Tahunan 2018 yang digelar di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Rabu (28/2/2018). RAT ini dibuka oleh Menko PMK Puan Maharani, yang didampingi Menpora Imam Nahrawi.

"Bahwa kami akan mengadakan usulan perubahan AD/ART untuk KOI yang akan berlaku 2019," kata Erick.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Modifikasi yang dilakukan adalah Ketua dan Wakil Ketua Umum merupakan satu paket. Kemudian, sekretaris jenderal dan bendahara akan dipilih oleh ketum dan waketum seperti di PSSI. Tetapi Komite Eksekutif tetap ada. Dengan demikian jumlahnya nanti bersama ketum dan waketum yaitu tujuh. Itu dipilih sendiri."

"Hal ini harus dilakukan dan kami meminta dukungan supaya dapat memperbaiki sistem yang ada. Bukan sistem sebelumnya jelek, tapi harus kami perbaiki," tuturnya.

Selepas RAT ini pada bulan Desember mendatang, atau usai Asian Games 2018, pihaknya juga akan menawarkan kongres istimewa agar Kongres di tahun 2019 sudah menggunakan sistem AD/ART baru.

Menyoal Asian Games 2018, Erick mengatakan jika pada rapat nanti akan ada laporan khusus terkait ajang multievent negara-negara Asia tersebut. Khususnya terkait apa yang sudah dilakukan dan apa yang harus dilakukan.

"Alhamdulillah melalui INASGOC kami sudah ada koordinasi terus menerus. Kami melakukan competition venue manager tiap minggunya," ucap Erick.

"Kemarin kami juga sudah sosialisasi mengenai peralatan, yang mana harus ada tanda tangan technical delegate dan ketua umumnya. Venue sekarang juga sudah fixed karena dari sekarang kami mulai mengerjakan venue-venue yang ada terutama yang mungkin orang masih bingung venue yang diberikan oleh pemerintah dan apa yang KOI dan INASGOC tambahkan," katanya membeberkan.

Sebagai contoh, Hall A Basket Senayan yang hanya memiliki dua ruang ganti atlet. Padahal jika ada 16 tim maka minimal harus ada empat ruang ganti untuk memenuhi standar internasional. Untuk itu pihaknya menyiapkan extra overlay dengan menggunakan tenda.

"Hal ini penting kami lakukan agar cabang-cabang olahraga memiliki pelayanan yang baik," ujarnya.




(mcy/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads