Menuju Asian Games 2018, PODSI mengagendakan dua lokasi uji coba dan training camp khusus cabang disiplin rowing. Pertama di Australia Open pada 12-25 Maret. Ajang itu cukup penting karena beberapa negara Asia juga mengiikuti perhelatan tersebut.
Bagi PODSI, event ini sekaligus menguji atlet dan tolok ukur sejauh mana kemampuan para atletnya. Untuk diketahui, rowing Indonesia menargetkan medali nomor Women -4.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedutaannya tidak komunikatif," kata Wakil Ketua Umum PB PODSI Budiman Setiawan di Hotel JS. Luwansa, Kuningan, Rabu (28/2/2018).
"Kami mau mengajukan tapi dihadapkan pada beberapa pilihan yang kami sendiri tidak tahu harus mengajukan sebagai apa. Sebab pilihan untuk sportman (atlet) sudah tidak ada dalam formulir pengajuan visa. Sementara jika salah mengisi maka uang akan hangus, makanya kami ragu-ragu mau isi formulir," tuturnya.
Menurut Budiman, aturan baru ini berlaku sejak lima bulan terakhir. Sebelumnya, mereka tidak pernah mengalami kesulitan mengikuti Australia Open yang hampir setiap tahun digelar. Pihaknya pun hampir tidak pernah absen di ajang tersebut.
"Tahun lalu mudah-mudah saja. Tidak ada masalah. Tapi sekarang kami sudah bolak-balik ke kedutaan, ke visa center, dan sebagainya, dan baru kali ini kami kesulitan mengurus visa dan kami tidak berani issue tiket," ucapnya.
Selain berencana ke Australia, PODSI juga mengagendakan training camp ke Belanda pada bulan Mei nanti. Sekitar 17 atlet, yang potensial meraih medali, rencananya akan dikirim.
"Mereka akan berada di sana selama 3 bulan kemudian kembali ke Indonesia 2 pekan sebelum Asian Games," ujarnya.
(mcy/krs)