Lahir di Sumedang, Jawa Barat pada 30 tahun silam, Jaenal mesti menerima kenyataan pahit. Sebuah kecelakaan sepeda motor pada 12 tahun lalu membuat kedua kakinya harus diamputasi. Hidupnya berubah.
Sedih, bingung, dan putus asa dirasakan Jaenal. Dia terpuruk. Di usianya yang masih produktif, Jaenal justru memiliki keterbatasan. Dia risau kesulitan beraktivitas atau susah mendapat pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tiga tahun berlatih, Jaenal mampu tampil di panggung dunia dengan berlaga di ASEAN Para Games di Kuala Lumpur. Turun di tiga nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, Jaenal pulang dengan kalungan dua medali perak dan satu perunggu di lehernya.
"Jangan malu dengan kekurangan kita, disabilitas kita. Pasti ada jalan. Jangan pernah menyerah dengan keadaan," ucap Jaenal di sela-sela kunjungan Menpora Imam Nahrawi di Stadion Sriwedari, Solo, Selasa (13/3/2018).
"Kalau misal kita bisa menyalurkan -- kalau misal ada yang hobi berolahraga, bisa disalurkan ke olahraga. Yang jelas, pertama adalah kemauan, lalu ada semangat untuk bisa berprestasi. Insya Allah ada jalannya," katanya.
Keberhasilan itu membuat Jaenal diguyur bonus dari pemerintah sebesar Rp 200 juta. Hanya rasa syukur yang dirasakan Jaenal kini. Keterbatasan tidak bisa menghalangi dia untuk berprestasi, membanggakan keluarganya, dan mengharumkan nama negara Indonesia.
"Sekarang saya sudah lupa dengan kondisi saya, kondisi saya yang disabilitas. Mensyukuri aja. Alhamdulillah lah, ada hikmahnya. Kalau terpuruk terus ya begitu, intinya ada kemauan, pasti ada jalan. Entah di olahraga, usaha, atau punya ketrampilan sendiri," lanjut dia.
"Istri saya justru yang menemani saya dari nol, Saya ketemu dia saat sudah insiden. Saya bangga punya istri seperti dia, bisa menerima saya apa adanya. Mungkin kalau saya normal, saya belum tentu bisa dapat 10 juta dari kerja," tuturnya.
-------
Dapatkan 10 merchandise menarik dari detikcom, dengan mengikuti survei ini
(rin/krs)