Tinjauan itu dilakukan hari Selasa (20/3/2018) mulai pukul 08.00 WIB, dimulai dari soft tenis, panahan, menembak, lalu jujitsu, bridge, dan sepatu roda. Menpora didampingi Ketua Umum KONI Tono Suratman dan dua wakilnya, K. Inugroho dan Ekawahyu Kasih.
"Tadi kita sudah melihat secara langsung bagaimana atlet kita dari soft tenis, panahan, menembak, dan beberapa cabor lainnya yang akan dikunjungi. Kita lihat semangat atlet, pelatih, manajer, dan pimpinan cabor menyiapkan diri songsong Asian Games," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu artinya kita tidak bisa hanya melihat negara-negara lain, tapi mereka akan memberikan yang terbaik tentu ada beberapa evaluasi yang saya dengar," tuturnya.
Menpora menerima keluhan dari sejumlah atlet. Dari panahan, misalnya, yang mengeluhkan soal lokasi latihan. Menurut penuturan manajer tim pelatnas panahan Freddy Rosandi, mereka masih harus membayar untuk penggunaan tempat latihan di Lapangan Panahan GBK.
"Soal keluhan tempat latihan dari panahan saya akan minta Bapak Mulyana (Deputi IV bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora) dan KONI untuk berkoordinaasi dengan pengelola GBK agar diberikan keleluasaan latihan dan gratis bagi pelatnas kita," kata Menpora.
"Saat ini, GBK sudah komitmen asal ada rekomendasi dari saya. Jadi kepada cabor tolong yang belum mengajukan pemakaian tempat latihan seperti panahan, segera ajukan. Jika tidak gratis saya akan komplain ke GBK karena ada aturannya. Ya, ini evaluasi kami sementara ini."
"Kepada KONI, saya minta agar ikut membantu dan mengevaluasi secara detail kebutuhan atlet dan suasana kepelatihan kita. Apakah masseur, ahli gizi, kemudian strenght and conditioning, semua harus di cek satu-satu," ucap Imam.
(mcy/krs)