Pada ajang yang dihelat di New Selo, Boyolali, Minggu (1/4/2018) kemarin, Dimas yang tergabung di tim Polres Boyolali - Kurnia Bike Batam mencatatatkan waktu dua menit 3,769 detik untuk tampil sebagai pebalap tercepat.
Catatan waktu Dimas ini lebih baik sekitar delapan detik ketimbang catatan waktunya di seeding run sehari sebelumnya. Dimas unggul tipis 0,818 detik dari peringkat kedua yakni Robert Agung Wahyudi dari Garuda-FCJ-ISSI Blora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di posisi ketiga ada Andy Prayoga dengan waktu 2:04,855 di final run. Tyo Cahyadi yang memimpin di seeding run malah melorot ke urutan keempat dengan selisih waktu 2,815 detik dari posisi tratas.
Di kelas Master A, yang dihuni mantan atlet elit, juga menyajikan persaingan yang tak kalah seru. Mantan atlet nasional Poernomo, yang memimpin di seeding run cuma mampu finis di posisi kedua.
![]() |
Catatan waktu tercepat justru dicetak oleh Eko Purwanto dari Garuda-FCJ team dengan waktu 2 menit 10,803 detik. Di peringkat ketiga ada Chrisdian Mardianto dengan selisih waktu 0,581 detik dari Poernomo.
![]() |
Kelas women open diikuti oleh lima pebalap dan dimenangi Fiqi Isnaini. Meski cuma ada di posisi dua pada seeding run, Fiqi membuat catatan waktu 2 menit 27,729 detik, lebih cepat 20 detik ketimbang waktunya seeding runnya.
Berada di posisi kedua ada Ainun Najah dari Garuda-FCJ-ISSI Blora yang waktunya berselisih 12,30 detik dari Fiqi. Padahal Ainun mencatatkan waktu tercepat di seeding run. Podium ketiga jadi milik Rosa Difa Richa dari M.U.D Brothers dengan waktu 2 menit 40,726 detik.
Melihat animo peserta dan juga masyarakat pada gelaran perdana76 IDH Urban 2018, Direktur Indonesian Downhill, Parama Nugroho, mengaku gembira.
"Secara keseluruhan cukup bagus. Ini adalah tahun ketiga kami menggelar event di New Selo, Boyolali. Sebagai penyelenggara, saya melihat bahwa masyarakat semakin paham dengan manfaat dari kegiatan ini karena mereka terlibat dan merasakan langsung dampak dari kegiatan ini. Penginapan milik masyarakat terisi dan kami juga meminta mereka menyiapkan konsumsi," tutur Nugroho dalam rilis kepada detikSport.
Animo masyarakat untuk menyaksikan gelaran ini, baik langsung maupun melalui live streaming juga meningkat. Dari data yang diambil penyelenggara, waktu tonton rata-rata (average watch time) 76 IDH Urban adalah 11 menit, naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya di kisaran empat menit.
Dari sisi kompetisi, Nugroho melihat persaingan cukup ketat mengingat yang jadi juara di seluruh kelas justru para pebalap yang tak meraih waktu tercepat di seeding run. Ini membuktikan performa saat balapan adalah yang terpenting.
"Artinya mereka mengevaluasi penampilan di seeding run dan tampil lebih baik di final run. Semoga attitude seperti ini bisa terbawa ke seri reguler agar semakin seru. Seri ini juga menjadi pemanasan untuk para unggulan yang akan turun di seri reguler karena seri pertama akan berlangsung tiga minggu lagi," kata Nunung lagi.
Seri kedua gelaran Indonesian Downhill 2018 akan berlangsung di Bukit Hijau Bike Park, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, 21-22 Mei, di mana venue ini baru pertama kali digunakan untuk ajang ini.
(mrp/mrp)