APBD menganggarkan dana sebesar Rp 20 miliar untuk pelaksanaan pelatda PON 2020, tapi dana, uang saku dan pembinaan, belum bisa cair. Padahal pelatda sudah dimulai sejak Januari tahun ini.
Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Ratiyono menyebut bisa jadi dana yang belum cair itu sebagai imbas dualisme KONI DKI Jakarta. Tanpa dana pembinaan, beberapa atlet pindah ke daerah lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratiyono mengaku belum mengetahui berapa banyak atlet yang menyebrang ke daerah lain. Dia mengatakan Pemprov DKI menyediakan anggaran Rp 20 miliar yang belum bisa dicairkan karena kurang persyaratan.
"Ada anggaran Rp 20 miliar tapi harus diurus lagi ke BPKD," dia menambahkan.
"Tahun lalu, mereka kan punya anggaran Rp 82 miliar tahun 2017. Tapi, nggak bisa cair karena ada dualisme kan," dia menjelaskan.
Ratiyono menyayangkan bila atlet pindah ke daerah lain. Menurutnya, pembinaan atlet di Jakarta termasuk yang paling baik di Indonesia.
"(Pindah) biar itu hak seseorang kok. Kita jangan berpikir yang rumit. Mending kita sadarkan, kamu kalau pindah udah siap mental belum? Apakah di sana (daerah lain) nanti berkelanjutan?" dia mengingatkan.
(fdu/fem)