Latihan pagi sore di lapangan panahan yang sama, busur yang sama, dan tuntutan target yang serupa tak dimungkiri sempat membuat Dinda bosan. Tapi, pada akhirnya Dinda tak bisa meninggalkan panahan.
[Baca Juga: Sore di GBK Bersama Pepanah Cantik Dellie Threesyadinda]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat rehat dari panahan, Dinda biasanya memilih traveling. Bali menjadi destinasi favoritnya. Dia menyukai pantai dan gunung, juga wisata kultur.
"Keinginan untuk manah itu selalu hadir. Apalagi, saat melihat teman-teman tanding. Pernah pengen setop, tapi pengen tanding terus, kangen latihan lagi, pegang busur lagi. Panas-panasan lagi," ujar Dinda.
Kini, dia bahkan memiliki satu tekad yang ingin dibayar tuntas. Dinda berhasrat tak membuang kesempatan meraih medali emas di Asian Games. Mumpung, nomor spesialisnya, compound, dipertandingan.
"Selain itu masih ada satu cita-cita yang belum kesampaian. Yaitu, emas World Cup," ujar Dinda yang kini memiliki medali perak dan perunggu dari Kejuaraan Dunia 2007 dan 2016 itu.
(fem/fem)