Harapan Peselancar Muda Septa Ardiansyah

Harapan Peselancar Muda Septa Ardiansyah

Mercy Raya - Sport
Sabtu, 14 Apr 2018 02:36 WIB
Harapan Peselancar Muda Septa Ardiansyah
Foto: Mercy Raya/detikSport
Krui - Atlet selancar air Septa Ardiansyah memiliki ambisi besar di ajang Internasional Krui Pro 2018. Dia ingin daerahnya semakin dikenal dunia.

Internasional Krui Pro 2018 merupakan kompetisi surfing yang digelar kali kedua setelah tahun lalu sukses digulirkan. Tahun ini kompetisi akan berlangsung 15 hingga 20 April di pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat.

Septa hadir sebagai tuan rumah sekaligus ikut dalam kejuaraan tersebut. Bersama empat peselancar lainnya dari Pesisir Barat, Septa akan mengikuti kelas qualification series 1.500.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini pertama kali dia mengikuti kejuaraan bertaraf internasional. Sebelumnya, dia hanya turun di kompetisi-kompetisi surfing lokal.

Di kejuaraan yang digagas Kabupaten Pesisir Barat, World Surf League (WSL), Asian Surfing Championship (ASC), dan Indonesian Wave Surfing Association (PSOI) ini, selain menargetkan juara, Septa juga memiliki mimpi yang besar soal daerahnya.

"Saya baru pertama kali mengikuti kejuaraan selancar internasional ini. Tapi saya harap dengan kejuaraan ini Pesisir Barat semakin berkembang pesat dan banyak yang mau datang ke sini," kata Septa ketika ditemui di pantai Labuhan Jukung, Krui, Jumat (13/4/2018).

Harapan itu diungkapkan siswa kelas 3 dari SMK 1 Negeri Krui ini karena dia yakin daerahnya tak kalah indah dari tempat-tempat wisata lain.

"Apalagi ombak-ombak di sini cukup besar dan panjang. Sangat menantang bagi para peselancar," ungkapnya. "Saya pernah mencoba ke pantai di Jimaja, Bandung. Di sana juga bagus ombaknya tapi tak terlalu tinggi," tambahnya.

Surfing sebagai Hobi

Surfing sudah menjadi bagian hidupn Septa karena sejak kecil dia sudah bermain selancar air. Namun, Septa tak memilih surfing sebagai masa depannya. Surfing menurutnya hanya hobi.

"Surfing hanya sebagai hobi saja karena saya memang dari kecil sudah suka main di laut," katanya.

Septa mengenal surfing dari temannya sejak duduk kelas 5 Sekolah Dasar (SD). Dari teman, yang sudah dianggap sebagai kakaknya, dia pertama kali memegang papan selancar.

Awalnya, kata Septa, sempat takut, khawatir, dan gugup. Namun, seiring keseruannya beraksi di papan selancar rasa takutnya berangsur-angsur hilang.

"Mungkin karena coba terus, coba terus, akhirnya jadi merasa seru sendiri. Saya sekarang malah ketagihan kalau main surfing," ujarnya.

"Ya mau bagaimana lagi memang seperti itu, risiko (digulung ombak). Justru sekarang saya malah ketagihan maunya main selancar terus," ujarnya. (mcy/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads