Rapat itu di antaranya dihadiri Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari, perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), perwakilan Sekretariat Wakil Presiden, National Olympic Committee (NPC), serta PB Perbakin.
Baca juga: INAPGOC Tunggu Kepastian Venue Menembak |
"Kami pilih lapangan itu karena mempertimbangkan banyak hal. Selain masih area Jakarta semua atlet jadi terpusat di satu lokasi," ucap Okto usai rapat, sebelum menuturkan alasan tidak memilih Palembang dan Cilodong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: APC Keberatan Menembak APG di Palembang |
"Sementara di Cilodong selain juga di luar Jakarta. Kami harus menunggu diskresi terhadap Instruksi Presiden INAPGOC dan kami juga sudah survei dari Kemayoran ke Cilodong itu waktunya lebih dari 1 jam. Sedangkan menembak adalah event terpanjang 8 hari, itu kurang efektive jika seumpama dibuatnya di Cilodong," ucapnya.
Menurut pria yang juga Ketua PB Ikatan Sepeda Sport Indonesia itu, renovasi lapangan tembak akan menggunakan biaya dari INAPGOC sekitar Rp 3 miliar.
"Kami bisa relokasi anggaran. Renovasi itu masuk bujet venue, jadi renovasinya nanti temporer. Kami juga tidak perlu menambah ramp (tambahan dukungan untuk atlet kursi roda) sebab pertandingan dilakukan di lantai 1. Artinya, fasilitas disabilitas semuanya sudah sesuai standar karena delegasi teknis sudah melihatnya," tuturnya.
(mcy/krs)