Dalam tinjauan yang tidak kurang dari 20 menit itu, Syafruddin disambut oleh pelatih dan atlet-atlet yang tengah berlatih di lapangan meski dalam kondisi gerimis. Syafruddin mengatakan tujuan dari kunjungan kali ini adalah untuk melihat kesiapan dari para atlet, berikut mental dan fisiknya.
Di sela-sela itu pula, Komjen Wakapolri itu mengharapkan soft tenis bisa menyumbang minimal dua medali emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tunggal putra atau beregu? Ya semua bisa membuat kejutan. Semua percaya karena tidak ada yang tidak mungkin. Buktinya, atlet dayung baru juara dunia di Sydney, Australia. Itu sesuatu yang belum diceritakan tapi bisa, apalagi kita tuan rumah Asian Games," ucapnya.
Syafruddin optimistis karena segala persiapan di semua lini telah dilakukan secara stimultan. Seperti soft tenis yang berencana uji coba ke Jerman Open, awal Mei, kemudian ke Korea akhir Mei ini.
Di lain sisi, pelatih nasional putra Ferly Montolalu mengaku siap dengan target yang diberikan oleh CdM, meski realistisnya hanya 1 emas.
Menurutnya, peluang paling besar dari nomor tunggal putra. Hal itu berkaca dari hasil beberapa pertandingan yang dilakukan, terbaru saat test event Asian Games November lalu, Indonesia menjadi juara.
"Selain itu, pada uji coba di Thailand Open, Maret lalu, all-Indonesian final dan yang mendapat emas adalah Prima Simpatiaji," kata Ferly, terpisah.
Prima memang menjadi andalan soft tenis untuk meraih emas. Pengalamannya saat di SEA Games 2011 dan Asian Games 2014 Incheon, serta beberapa kali uji coba, Prima selalu sukses capai semifinal dan final.
"Selain Prima ada beberapa pemain lainnya karena memang kekuatan putra lebih merata ketimbang putri, Tinggal nanti bagaimana kesiapan mereka saat di bertanding nanti," ungkap mantan pemain timnas tersebut.
Soft tenis menjalani pelatnas di Jakarta sejak Januari 2018. Total ada 10 atlet yang terdiri dari 5 atlet putra dan 5 atlet putri. (mcy/rin)