Promosi Asian Games 2018 menjadi salah satu hal paling disoroti sampai saat ini, karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari adanya multievent tersebut. Sebagian masyarakat bahkan masih sulit membedakan Asian Games dengan SEA Games yang levelnya lebih kecil.
Soal promosi ini sampai mendapatkan sentilan dari Presiden Joko Widodo. Situasi ini diakui Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir cukup merisaukan. Namun memang tantangannya cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita bicara perasaan, saya juga merasa begitu (belum maksimal). Inginnya lebih. Tapi Alhamdullilah kemarin sudah ada tiga penelitian. Pertama penelitian dari sebuah media, kedua dari penelitian kita sendiri, kemudian dari peneliatian Kemenkominfo, bahwa orang (mulai) mengetahui, orang menyadari," kata Erick.
"Apa perlu ditingkatkan? Perlu. Maka itu, banyak kami lihat spanduk dimana-mana, kementerian juga melakukan sosialisasi, artinya tidak hanya kami panitia," ujar dia.
Erick mengungkapkan bahwa pihaknya masih akan meningkatkan intensitas promosi ke depannya. Momen mudik dan jelang peringatan hari kemerdekaan pada 17 Agustus akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menaikkan gaung Asian Games.
"Mungkin ada yang bilang 'Oh Bapak Erick ciut katanya jago marketing' ya bukan itu. Ya memang namanya marketing itu ada promosi langsung dengan tidak langsung," ujar bos Mahaka Group ini.
"Nah, kalau sekarang kita melihat namanya Piala Dunia itu, suka tidak suka, tidak mungkin menggunakan pemasaran langsung. Kami harus melakukan strategi pemasaran tidak langsung karena namanya Piala Dunia pasti nomor satu. Tetapi kami coba siasati, seperti meet and greet, kunjungan ke sekolah-sekolah, dan nanti menggandeng mudik bareng."
"Kemudian kami munculkan kembali lagu-lagu supaya orang dengar lagi. Dan Alhamdullilah sudah bersinergi juga pemerintah, di mana warnanya juga warna merah putih supaya ada gimmick Indonesianya, karena ini sudah menuju 17 Agustus," tuturnya.
Erick juga mengimbau kepada pemerintah daerah, secara khusus DKI Jakarta dan Palembang untuk membuat aktivitas yang membantu mempromosikan Asian Games. Sebab untuk promosi sendiri anggarannya memang sejak awal mepet.
"Jadi tidak hanya panitia saja. Ingat loh kami sudah efisiensi anggaran sudah hampir Rp 2 triliun untuk promosi, yang memang kami mesti efisiensi karena ini uang rakyat. Jadi selain harus dipertanggungjawabkan juga mesti diefisiensikan. Alhamdullilah spanduk banyak dipasang pemerintah. Itu kan bukan dari kami dananya tapi pemerintah," ujarnya. (mcy/raw)