Alya memang sudah dikenalkan kepada olahraga oleh orang tuanya, yang mantan atlet nasional, sejak usia dini. Tapi, untuk berprofesi sebagai atlet nanti dulu.
Sejak dini, Alya sudah diingatkan jika olahraga Indonesia, mau diakui atau tidak, ada intrik dan politik yang berjalan seiringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mama dan papa sudah menjelaskan sejak aku kecil kalau hal itu akan ada. tapi, aku ngotot untuk tetap jadi atlet. Aku itu enggak bisa kalau tidak berolahraga," ujar dia.
Kegigihannya berbuah. Alya menjadi skuat utama timnas polo air. Dia juga mendapatkan banyak pelajaran di luar sisi prestasi.
"Aku jatuh cinta dengan profesi ini. Aku jatuh cinta dengan polo air. banyak hal yang bikin aku betah, dari tantangan, sudah begitu aku bisa sementara banyak orang yang nggak bisa melakukan olahraga ini, juga banyak pengalaman. Ini ya yang utama, pengalamanlah yang bikin jatuh cinta," ujar Alya.
"Manfaat lain banyak teman, belajar manajemen konflik, belajar mengenal orang dari latar belakang yang berbeda-beda, dari umur yang beragam. Pengalaman soft skill di polo air itu yang aku yakin akan sangat bermanfaat," ujar dia. (mcy/fem)