Miniatur Asian Para Games ini digelar mulai 27 Juni hingga 3 Juli. Ada lima cabang olahraga yang dipertandingkan yakni para badminton, para atletik, para swimming, tenis meja, dan basket wheelchair.
Dari kelimanya, Panitia Penyelenggara Asian Para Games ingin menguji beberapa hal termasuk kesiapan panpel, fasilitas atlet disabilitas, hingga pelayanan dari volunter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepertinya masih bingung volunteernya dan masih belum tahu tugasnya masing-masing," kata Leani, saat ditemui usai bertanding.
"Saya memang tidak jalan bersama rombongan karena jam mainnya siang, sementara rombongan rata-rata main pagi. Jadi saya berangkatnya terakhir. Tapi ketika saya tanya volunteer masih sedikit banyak yang kebingungan, diarahkan ke sana-ke sini. Saya orang Indonesia saja bingung, apalagi teman-teman kami dari luar negeri pasti bingung lagi," ujar peraih medali emas ganda campuran Asian Para Games Incheon 2014 ini.
"Tapi untuk transportasinya sudah bagus kok. Saya berangkat tadi pukul 11.00 WIB. Lalu aksebilitas untuk teman-teman kami yang kursi roda juga sudah ada," katanya.
Soal kamar di wisma atlet, Leani mengaku sudah cukup nyaman, begitu dengan tempat tidurnya.
"Nyaman. Cuma karena baru datang jadi masih merasa bagaimana. Namanya baru dateng, tapi sama kok dengan luar negeri juga begitu. Tempat tidurnya cukup," tuturnya.
Senada dengan Hari Susanto mengatakan hari pertama test event Asian Para Games sudah cukup baik. Kebetulan dirinya bertolak dari wisma atlet menuju venue bersamaan dengan rombongan jadi belum ada kendala yang berarti.
"Saya menggunakan kamar yang fasilitas 3 orang. Dan kamarnya cukup untuk kami tidak terlalu kecil," ucap Hari.
Baik Hari dan Leani merupakan atlet para badminton yang masuk dalam klasifikasi standing lower 4. Yang artinya pemain ini mengalami kerusakan pada salah satu atau kedua ekstremitas bawah dan kerusakan minimal dalam keseimbangan berjalan atau berlari. (mcy/rin)