Asian Games 2018 membawa kenangan tersendiri untuk Pino Bahari. Legenda tinju Indonesia itu sempat meraih medali emas di pesta olahraga se-Asia tersebut.
Tepatnya di Asian Games 1990 China, Pino meraihnya. Ketika itu, pria yang lahir di Bali, 15 Oktober 1972 itu, mengalahkan petinju Mongolia Bandiin Altangerel di kelas menengah 75 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pino, yang didapuk membawa obor Asian Games 2018 ke Puncak Ijen, mengaku teringat prestasinya dua dekade silam. Ia pun berharap agar ada penerusnya di Asian Games 2018, yang berlangsung di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus-2 September mendatang.
"Suatu kebanggaan tersendiri dipercaya membawa obor Asian Games. Ini mengingatkan saya pada perjuangan saya meraih emas Asian Games 1990 di Tiongkok," ujar Pino kepada detikSport, Minggu (22/7/2018).
"Di tanah air ini, semoga menjadi motivasi yang berlipat. Selain berdoa, saya juga berharap petinju penerus saya bisa lebih hebat," ujar Pino, yang kini menangani Sasana Tinju Cakti Gibor Denpasar, Bali.
Pino Bahari sendiri memimpin rombongan menuju puncak Ijen yang berketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut. Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam, obor tiba di puncak.
"Pengalaman yang luar biasa naik ke Ijen ini. Medan yang sangat berat di ijen ini ibarat atlet kita yang ada di Asian Games, mereka akan melalui rintangan yang sangat berat untuk mencapai prestasi puncak. Selamat bertanding," harapnya.