Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PP Pelti) Rildo Ananda Anwar. Rildo menyatakan tim tenis menerima keputusan panitia penyelenggara (INASGOC) yang menempatkan tim tenis Indonesia di Hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rildo mengungkapkan sebenarnya PP Pelti telah mengantisipasi terjadinya over kuota Athlete Village dengan menyiapkan wisma dan hotel untuk menampung tim tenis Indonesia. Namun INASGOC juga menyediakannya.
"Kita sih sudah menyiapkan Wisma tetapi INASGOC telah menyediakan hotel untuk menampung tim tenis Indonesia. Itu kan lebih baik dan nyaman bagi petenis Indonesia," tandasnya.
Manajer tim tenis Deddy Prasetyo pun mengungkapkan kalau para atlet nyaman di hotel yang disediakan.
"Ya, mereka sudah nyaman berada di hotel yang diberikan INASGOC," ujarnya.
Seharusnya sesuai ketentuan yang berlaku, tim tenis bisa masuk ke wisma atlet dua hari sebelum pertandingan. Christoper Rungkat dan kawan-kawan yang datang lebih awal tinggal memanfaatkan fasilitas hotel yang disediakan PP Pelti sebelum ke wisma atlet.
Namun menjelang masuk ke wisma atlet, tim Indonesia diajak bertemu pengelola yang menjelaskan terjadinya over kuota. Penyebabnya ada sejumlah kontingan yang membawa personel lebih banyak.
"INASGOC memberi beberapa opsi untuk tim Indonesia yang tidak bisa masuk Athlete Village, di antaranya menggunakan akomodasi hotel di luar," jelas Deddy Prasetyo. (fem/raw)