Aji, 19 tahun, berlatih pencak silat sejak tujuh tahun lalu. Awalnya, dia enggan berlatih pencak silat.
Waktu itu, dia sedang senang-senangnya bermain futsal dan sepakbola. Lebih keren katanya. lagipula, dia tak suka adu fisik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soalnya badannya besar, bobotnya banyak tapi usianya masih kecil. Jadi susah cari kelasnya, baru bisa ikut kejuaraan itu kelas 1 SMK," ujar dia.
Bapak empat anak itu menambahkan Aji merupakan sosok yang pemalu, namun disiplin. Setelah mendapatkan juara, Aji makin giat berlatih.
"Jarang sekali pulang pas Pelatnas, tapi karena demi kebaikan Aji saya dukung saja," ujar Agus.
Sementara ibunda Aji, Anis Nurul Laili mengaku bangga sekali dengan berbagai prestasi yang sudah ditorehkan anak keempatnya tersebut. Apalagi dirinya yang merupakan ibu rumah tangga dan suaminya penjual air isi ulang terbantu keadaan ekonominya dengan kemampuan Aji yang berprestasi.
"Saya bangga sekaligus haru, anak saya bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya. Saya harap anak saya bisa terus mengukir prestasi demi nama harum Ponorogo dan Indonesia," ujar ayahanda Aji.
Aji meraih emas setelah mengalahkan lawan mainnya, pesilat Singapura Sheik Ferdous Sheik Alauddin pada nomor Tarung Putra Kelas I (85-90 kg) dalam di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta.