Fadli bersama 13 pebalap disabilitas nasional lain menjalani tes di Velodrome Stadion Manahan, Solo, Jumat (21/9). Itu menjadi tes terakhir sebelum berpindah latihan ke Velodrome Rawamangun, Jakarta.
Fadli dkk, diuji utuk nomor sprint 4.000 meter perorangan dan team sprint. Fadli mengklaim ada peningkatan waktu. Tapi, dia tak bersedia membocorkan rekor itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, itu saya sadari karena memang dari sebulan terakhir, jelang hari ini, kami semua latihan maksimal banget," ujar Fadli.
"Mungkin awal-awal bulan karena merasa santai tapi mendekati hari H semuanya semangatnya terbakar dan akhirnya ototnya yang lelah. Makanya, saya minta kepada tim pelatih agar di masa tapering ini dibuat programnya menurun, tapi kami menciptakan peak perfomance-nya dalam lombanya," dia menambahkan.
Timnas para-cycling atau balap sepeda disabilitas berlatih sejak awal 2018. program umum, khusus, hingga tiga uji coba dari mulai Malaysia, Myanmar, sampai pengambilan poin dan klasifikasi di Italia telah mereka lakukan. Fadli dkk hampir siap tempur.
"Hari ini benar-benar tes terakhir semoga apa yang sudah didapatkan tim para-cycling selama ini bisa kita aplikasikan di kompetisi Asian Para Games 2018. Bisa dibilang ini tinggal mental saja," dia menjelaskan.
"Sebab, masa dua pekan lagi kita tak mungkin menambah power atau kecepatan. Yang bisa dilakukan adalah intensitas latihan supaya peak perfomance-nya pada saat lomba dan selama dua pekan ini banyak mungkinb erdoa dan jaga kesehatan karena bagaimana pun, sekuat apapun kita, sudah persiapan 10 bulan, jika salah makan, salah istirahat makanya penting juga menjaga kesehatan," dia menambahkan.