Sebut saja FIFA yang untung besar saat menyelenggarakan Piala Dunia 2018 di mana banyak sponsor kakap masuk di sana. Belum lagi harga hak siar yang begitu tinggi ketika dijual ke seluruh dunia.
Demikian juga dengan Olimpiade yang disaksikan seluruh negara di dunia menjadi ladang uang bagi Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebagai penyelenggaranya. Hal ini wajar dilakukan mengingat olahraga modern saat ini tak lepas dari yang namanya bisnis.
Namun beda halnya saat kita membicarakan soal olahraga para alias untuk mereka disabilitas. Contoh saja Asian Para Games yang akan dihelat di Jakarta pekan depan. Publik tentu mengira bahwa ajang ini bakal sukses meraup untung seperti halnya Asian Games.
Tapi, tidak demikian adanya mengingat Asian Para Games memang bukan bertujuan mencari untung besar seperti Asian Games lalu, tapi lebih pada memperkenalkan olahraga para kepada masyarakat luas. Publik akan tahu bahwa atlet-atlet para ini punya prestasi yang wah seperti halnya atlet normal umumnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa mengenal 18 cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Para Games karena tidak semua sama seperti Asian Games.
"Broadcaster tidak butuh alat apapun, mereka hanya butuh menyiarkannya. Kami tidak mengharapkan revenue apapun dari sini melainkan hanya ingin meningkatkan awareness masyarakat, memperkenalkan para pahlawan ini kepada mereka. Itulah misi utama kami," ujar CEO Asian Paralympic Committee (APC), Tarek Souei, saat mengunjungi kantor detikSport, Jumat (28/9/2018) sore WIB.
"So, ini bukan soal revenue. Tentunya kami ingin orang-orang menonton ini. Seperti yang kita tahu, saat Asian Games kemarin, beberapa negara harus membayar uang jaminan dalam jumlah besar untuk mendapat hak siar. Tapi untuk kami, misi kami adalah membuat biaya serendah mungkin. Hanya mengganti biaya teknikal yang sudah dikeluarkan untuk menyiarkan ini secara gratis," sambungnya.
CEO Asian Paralympics Committee Tarek Souei di kantor detikcom (Rachman Haryanto/detikSport) |
"Jadi semua orang Indonesia bisa menonton 18 cabang olahraga, mereka bisa mengerti seperti apa olahraga Para itu, mengerti betapa sulitnya olahraga ini, berenang tanpa kaki atau tanpa lengan atau berlari di trek dengan kondisi buta. Itulah mengapa olahraga ini punya moto "Inspiring a Spirit Energy of Asia."
Souei berharap dengan adanya penyelenggaraan Asian Para Games di Indonesia, kaum disabilitas juga punya semangat meraih prestasi atau sesuatu yang 'wah' dalam hidupnya.
"Banyak aspirasi datang dari para atlet ini, sehingga Asian Para Games ini lebih pada soal keberanian, usaha, determinasi, dan kesamaan derajat. Itulah semangat dari Para yang diaplikasikan ke Para Sports," tutupnya.
(mrp/rou)












































CEO Asian Paralympics Committee Tarek Souei di kantor detikcom (Rachman Haryanto/detikSport)