Pendampingnya, Ahmad Azlan, juga tak kalah senang. Dia bahagia karena bisa membantu rekannya bertanding di level internasional.
Pada perlombaan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Halim yang merupakan penyandang disabilitas T11 atau buta total finis kedua. Dia mencatatkan waktu 11,52 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdullilah capai target. Ini sudah sesuai target awal saya," kata Halim, usai perlombaan.
Baca juga: Karena Guide Runner Juga Atlet |
Halim mengakui dirinya sempat salah prediksi saat memetakan lawan yang akan dihadapi di Asian Para Games 2018. Terutama pelari China. Rupanya bukan China, tapi pelari Thailand Watbok yang melesat lebih dulu finis.
"Atlet China yang sebenarnya kami prediksi bakal menjadi tantangan adalah pesaing saya waktu di Paralimpiade 2016. Tapi ternyata yang diturunkan adalah Dongdong Di. Jadi memang keunikan China di sana. Di setiap kejuaraan dia menurunkan orang berbeda dengan kekuatan yang merata," dia menjelaskan.
Meski kalah Halim tetap mengaku puas. Apalagi catatan waktunya melampui personal best-nya yaitu 11,55 detik.
"Sekarang justru lebih cepat. Semoga kalau ini bisa lolos saya bisa ikut di Paralimpiade 2020 Tokyo," katanya.
"Setelah ini saya akan latihan lagi dan berharap bisa lebih sering ikut single event. Hal ini penting untuk memetakan lawan. Jika setiap tahun bertemu dengan lawan, insya Allah bisa. Atletik itu olahraga terukur jika jarang ketemu ya susah," ujarnya.
Saksikan juga video 'Tiga Srikandi Indonesia Raih Medali Lari 100 Meter':
(mcy/cas)